Senjata AS Teridentifikasi Dalam Serangan Israel ke Lebanon yang Tewaskan 7 Paramedis
Kompas dunia | 7 Mei 2024, 06:15 WIBSenator Maryland Chris Van Hollen mengatakan kepada The Guardian bahwa temuan dari Al-Habariyeh "sangat mengkhawatirkan dan harus diselidiki sepenuhnya oleh pemerintahan Joe Biden, dan temuan mereka tentu harus dimasukkan dalam laporan NSM-20 yang harus disampaikan kepada Kongres pada 8 Mei.”
Serangan udara terhadap pusat ambulans di Al-Habariyeh datang tanpa peringatan sebelum pukul 01.00 pada 27 Maret. Tidak ada pertempuran yang dilaporkan terjadi di area tersebut.
Korban berada di lokasi untuk shift malam, dan mereka bernama Saudara kembar Hussein dan Ahmad Al-Shaar, berusia 18 tahun; Abdulrahman Al-Shaar, 19 tahun; Mohammad Hamoud, 21 tahun; Mohammad Al-Farouk Aatwi, 23 tahun; Abdullah Aatwi, 24 tahun; dan Baraa Abu Kaiss, 24 tahun.
Militer Israel mengklaim serangan itu, yang meratakan bangunan dua lantai, membunuh seorang "teroris terkemuka anggota Jamaa Islamiya," sebuah kelompok politik bersenjata Lebanon yang memiliki hubungan dengan Hezbollah. Namun, tidak ada nama yang disebutkan oleh Israel.
Baca Juga: Siap Serang Jalur Darat, Militer Israel Perintahkan 100.000 Penduduk Palestina di Rafah Mengungsi
Seorang juru bicara Jamaa Islamiya mengakui beberapa sukarelawan ambulans adalah anggota kelompok tersebut, tetapi membantah mereka bagian dari sayap bersenjata.
Samer Hardan, kepala pusat Pertahanan Sipil setempat yang termasuk dalam orang pertama yang merespons, memberi tahu The Guardian, “Kami memeriksa setiap sentimeter mencari bagian tubuh dan barang-barang mereka. Kami tidak melihat apa pun yang berhubungan dengan militer. Kami mengenal (para korban) secara pribadi, sehingga kami dapat mengidentifikasi sisa-sisa mereka.”
Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis telah tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon, dan sebanyak 380 orang telah meninggal, termasuk 72 warga sipil. Sebelas tentara Israel dan delapan warga sipil juga tewas.
Kassem Al-Shaar, ayah Ahmad dan Hussein, mengatakan bahwa ia telah memperingatkan putranya untuk tidak menjadi sukarelawan.
“Saya memberi tahu mereka bahwa itu berbahaya untuk melakukan pekerjaan semacam itu, tetapi mereka mengatakan bahwa mereka menerima risiko tersebut. Saya tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Israel — ini adalah orang-orang muda yang bersemangat untuk membantu orang lain,” katanya.
“Putra-putra saya ingin melakukan pekerjaan kemanusiaan, dan lihatlah apa yang terjadi pada mereka. Israel tidak akan berani melakukan apa yang mereka lakukan jika tidak ada AS yang mendukung mereka.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Arab News