Senjata AS Teridentifikasi Dalam Serangan Israel ke Lebanon yang Tewaskan 7 Paramedis
Kompas dunia | 7 Mei 2024, 06:15 WIBLONDON, KOMPAS TV - Serangan udara Israel di Lebanon yang menewaskan tujuh paramedis pekerja bantuan pada Maret 2024 lalu mungkin dilakukan dengan sistem senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat, menurut penyelidikan oleh media Inggris, dan bisa terbukti melanggar hukum internasional.
Serangan itu membunuh tujuh paramedis berusia 18-25 tahun, semua sukarelawan, di pusat ambulans di Al-Habariyeh di selatan Lebanon pada 27 Maret.
Peristiwa itu terjadi lima hari sebelum serangan Israel di Gaza yang menewaskan tujuh pekerja bantuan yang bekerja untuk World Central Kitchen.
Puing yang ditemukan di lokasi di Al-Habariyeh diidentifikasi oleh The Guardian, seorang ahli independen, dan Human Rights Watch sebagai milik bom MPR Israel berbobot 500 pon dan Munisi Serangan Arah Bersama buatan Boeing atau Joint Direction Attack Munition JDAM, sebuah sistem yang terpasang pada bahan peledak untuk mengubahnya dari "bom bodoh" menjadi senjata berpandu GPS.
Peneliti Lebanon HRW, Ramzi Kaiss, memberi tahu The Guardian, “Jaminan Israel bahwa mereka menggunakan senjata AS secara sah, kini terbukti tidak kredibel. Saat perilaku Israel di Gaza dan Lebanon terus melanggar hukum internasional, pemerintahan Joe Biden seharusnya segera menangguhkan penjualan senjata ke Israel.”
Pemerintah AS secara hukum tidak dapat membantu atau membekali militer asing di mana "informasi yang kredibel" tentang pelanggaran hak asasi manusia ada, berdasarkan ketentuan hukum Leahy 1997.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada The Guardian, “AS terus berupaya memastikan senjata pertahanan yang disediakan AS digunakan sesuai dengan hukum domestik dan internasional yang berlaku. Jika temuan menunjukkan pelanggaran, kami akan mengambil tindakan.”
Baca Juga: 16 Warga Sipil Lebanon Tewas dalam Serangan Israel Termasuk 7 Petugas Medis
Tetapi Josh Paul, sesama peneliti non-residen dengan Demokrasi untuk Dunia Arab Sekarang dan mantan pegawai Departemen Luar Negeri, mengatakan, “Departemen Luar Negeri menyetujui beberapa transfer ini (senjata) dalam waktu 48 jam. Tidak ada kekhawatiran kebijakan terhadap barang-barang militer ke Israel selain fosfor putih dan bom klaster.”
Dia menambahkan JDAM menjadi "item kunci" yang secara teratur diminta oleh Israel sejak awal perang Gaza.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan menyampaikan laporan pada hari Rabu kepada Kongres tentang penggunaan senjata Amerika oleh Israel dan apakah mereka mungkin terlibat dalam pelanggaran undang-undang ini atau undang-undang lainnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Arab News