> >

Hamas Pertimbangkan Kesepakatan Pertukaran Tahanan dan Gencatan Senjata dengan Israel

Kompas dunia | 30 April 2024, 22:25 WIB
Tentara Israel bergerak di atas sebuah tank di dekat perbatasan Gaza-Israel, seperti terlihat dari wilayah selatan Israel, Kamis, 25 April 2024. (Sumber: AP Photo/Leo Correa)

KAIRO, KOMPAS.TV - Hamas dilaporkan sedang mempertimbangkan proposal baru mengenai pertukaran tahanan yang diajukan oleh Mesir. Proposal ini menawarkan pelepasan 20 hingga 33 warga Israel yang ditahan di Gaza sebagai imbal balik atas pembebasan warga Palestina yang ditahan Israel.

Pertukaran tahanan itu merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza.

Proposal yang dibuat dengan bantuan Israel tersebut, terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pembebasan 20 hingga 33 tahanan Israel selama beberapa minggu, sambil jeda pertempuran, dan Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina.

Lamanya gencatan senjata bisa diperpanjang tergantung pada jumlah tahanan yang dibebaskan. Selanjutnya, dalam tahap kedua, Hamas diminta untuk menukar tahanan Israel yang tersisa, termasuk tentara Israel dan jenazahnya, dengan lebih banyak tahanan Palestina.

Delegasi pejabat intelijen, militer, dan keamanan Israel dilaporkan akan melakukan perjalanan ke Kairo, Mesir, pada Selasa untuk menunggu tanggapan dari Hamas.

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar-besaran dengan roket ke Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer.

Israel mengeklaim serangan itu menyebabkan hampir 1.200 kematian dan sekitar 240 orang dibawa ke Gaza, di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina terkurung akibat blokade Israel sejak 2007.

Hamas mengatakan ratusan orang yang dibawa ke Gaza itu akan digunakan dalam pertukaran tahanan dengan Israel. Israel menahan ribuan warga Palestina termasuk wanita dan anak-anak, banyak dari mereka yang ditahan tanpa dakwaan.

Baca Juga: 10.000 Jasad Warga Gaza Masih Tertimbun, Korban Jiwa Serangan Israel Bisa Tembus 44.000

Warga Palestina berjalan di antara bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, Senin, 8 April 2024. (Sumber: AP Photo/Fatima Shbair)

 

Sebagai tanggapan, Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza dan melancarkan serangan darat yang diklaim bertujuan untuk memerangi Hamas dan menyelamatkan para sandera.

Namun, dari 34.500 lebih warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober lalu, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, menurut otoritas setempat.

Pada 24 November 2023, Qatar memfasilitasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Gencatan senjata tersebut telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023. Lebih dari 100 orang masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

Pada awal April, perundingan baru antara Israel dan Hamas dimulai di Kairo. Proposal gencatan senjata yang diajukan dalam perundingan tersebut menetapkan pembebasan 40 warga Israel sebagai imbalan atas pembebasan 900 warga Palestina sebagai bagian dari rencana tiga tahap yang disepakati oleh mediator internasional.

Namun, Hamas yang menuntut gencatan senjata permanen, menolak sebagian besar usulan tersebut dan mengungkapkan rencananya sendiri untuk mengakhiri serangan Israel ke Gaza.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Sputnik


TERBARU