China Murka AS Kirim Sistem Peluncur Rudal Canggih ke Filipina, Laut China Selatan Semakin Tegang
Kompas dunia | 22 April 2024, 20:22 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China murka setelah Amerika Serikat (AS) mengirim sistem peluncur rudal canggih ke Filipina.
China menuduh AS telah memicu konfrontasi militer dengan pengiriman persenjataan tersebut ke Filipina.
Sistem rudal darat Kapabilitas Jatrak Menengah (MRC) milik militer AS, yang mampu menembak hingga jarak 1.600km telah tiba di wilayah.
Baca Juga: Kepala Intelijen Israel Mengundurkan Diri, Merasa Gagal Halau Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023
Sistem peluncur rudal tersebut akan digunakan Filipina untuk latihan militer bersama dengan AS.
Pengiriman sistem peluncur rudal itu pun menambaah ketegangan di Laut China Selatan, antara China dan Filipina tang memanas.
Salah satunya ketika kapal Filipina menjadi target serangan dari meriam air China, yang melukai sejumlah pelaut Filipina.
Dikutip dari CNN, Minggu (21/4/2024), ini adalah pengerahan sistem MRC, yang juga dikenal sebagai sistem Typhon, untuk pertama kalinya ke kawasan Indo Pasifik.
Pengiriman ini terjadi di tengah serangkaian latihan militer AS-Filipina, termasuk edisi latihan terbesar yang pernah ada dalam acara latihan bilateral tahunan Balikatan, yang dimulai Senin (22/4/2024).
Militer AS tak mengatakan berapa lama sistem Typhon, akan ada di Filipina.
Namun analis mengungkapkan keterlibatannya dalam latihan gabungan dalam dua sekutu itu mengirimkan sinyal bahwa AS mampu menempatkan persenjataan ofensif dalam jarak serangan dari instalasi China di Laut China Selatan, daratan China Selatan, dan di sepanjang Selat Taiwan.
Menurut Beijing keberadaan persenjataan di wilayah itu meningkatkan risiko salah penilaian dan perhitungan.
Dalam junpa persn rutin pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menuduh AS mencari keuntungan militer sepihak.
Baca Juga: Netanyahu Jemawa, Berjanji Bakal Tolak Sanksi AS Terhadap Militer Israel
Ia juga menggarisbawahi penolakan keras China terhadap penempatan pasukan itu.
“Kami mendesak AS untuk sungguh-sungguh menghormati kekhawatiran negara lain, berhenti memicu konfrontasi militer, berhenti merusak perdaaian dan stabilitas di kawasan, dan mengambil tindakan nyata untuk mengitangi risiko strategis,” ujar Lin.
Angkatan Darat AS menyebut pengerahan persenjataan itu, yang dimulai 11 April untuk latihan Salaknib, sebagai sebuah pencapaian dalam kemampuan regionalnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN