> >

Putin Dinilai Salah Langkah karena Ancam Finlandia yang Gabung dengan NATO

Kompas dunia | 9 April 2024, 04:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai salah mengambil langkah karena mengancam Finlandia yang memilih bergabung dengan NATO.

Hal itu diungkapkan oleh peneliti senior di wadah pemikir Atlantic Council, Elisabeth Braw.

Putin sebelumnya mengancam akan menyiagakan pasukannya kembali di dekat perbatasan Rusia dan Finlandia.

Baca Juga: Cara Canggih Malaysia Kurangi Sampah saat Buka Puasa, Langsung Diubah Jadi Pupuk

Ancaman Putin tersebut dinilai justru menjadi pukulan baginya, mengingat Finlandia dan Rusia berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km.

Sementara bagi Finlandia, ancaman Putin itu tak akan menimbulkan kekhawatiran apa pun karena NATO akan memberikan perlindungan kepadanya.

Selain itu, menurut Braw, ada indikasi lain bahwa ancaman Putin tersebut tak akan memberikan efek apa-apa.

“Upaya intimidasi ini tak akan berhasil untuk alasan krusial lainnya: Rusia tak memiliki cukup pasukan,” tulis Braw dalam kolomnya di Politico.

Putin mengeluarkan ancaman tersebut pada bulan lalu setelah Finlandia resmi menjadi anggota NATO.

“Itu yang mereka putuskan. Dulu kami tak memiliki pasukan di sana, kini kami akan memilikinya,” ucap Putin.

Menurut Braw, keluhan Putin mirip dengan keluhan seorang pelaku intimidasi atau pasangan yang melakukan kekerasan, dan menyatakan bahwa semuanya baik-baik saja sampai orang tersebut melapor ke polisi.

“Tentu saja kita bertanya-tanya apakah para pejabat tinggi Kremlin pernah mempertimbangkan dampak kata-kata dan tindakan mereka terhadap negara lain, karena tentu sifat agresif Rusia yang mendorong Finlandia mengajukan permohonan keanggotan NATO,” tuturnya.

Braw berpendapat, terus-menerus mengancam orang lain memerlukan sumber daya yang besar.

Menurutnya, jika Moskow ingin mengintimidasi Finlandia dengan menempatkan pasukan di perbatasan, Rusia memerlukan banyak pasukan.

Namun, saat ini Rusia tak memiliki cukup pasukan untuk disiagakan di perbatasan.

Baca Juga: Zelenskyy Putus Asa Bantuan Barat Belum Juga Tiba: Kami akan Kehabisan Rudal Jika Diserang Terus

“Rusia tak memiliki sumber daya untuk membangun infrastruktur, memproduksi persenjataan berat baru, dan merekrut jumlah pasukan di perbatasan kami sebelum 2030,” kata eks Kepala Intelijen Militer Finlandia, Mayor Jenderal Purnawirawan Pekka Toveri.

Braw sendiri mengatakan invasi ke Ukraina, telah menguras sumber daya pasukan Rusia.

Untuk invasi ke Ukraina, Rusia telah memindahkan pasukannya yang ditempatkan di dekat perbatasan dengan Finlandia, ke Ukraina.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Politico


TERBARU