Duduk Perkara Ribuan Dokter Muda Korea Selatan Mogok Kerja
Kompas dunia | 28 Februari 2024, 13:41 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Ribuan dokter magang dan dokter residen di Korea Selatan mogok kerja sejak 20 Februari 2024. Ribuan dokter itu memprotes rencana pemerintah menambah kuota mahasiswa kedokteran.
Per Selasa (27/2/2024), tercatat ada 8.940 dokter magang dan dokter residen yang menolak bekerja. Aksi mogok kerja massal itu menggangu operasional rumah sakit-rumah sakit utama di Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan sendiri menyikapi mogok kerja dengan ancaman penangguhan izin praktik hingga pidana.
Pemerintahan Presiden Yoon Suk-yeol memberi tenggat kepada para dokter muda itu hingga Kamis (29/2) besok untuk kembali bekerja.
Kenapa Dokter Muda Korsel Mogok Kerja?
Aksi mogok kerja dilangsungkan sejak 20 Februari lalu usai Seoul mengumumkan rencana menambah kuota mahasiswa kedokteran hingga 2.000 kursi.
Para dokter muda khawatir rencana itu justru membuat fakultas kedokteran kewalahan dan kesejahteraan dokter menurun.
Pemerintah Korea Selatan menambah kuota mahasiswa kedoteran demi mencapai target tambahan 10.000 dokter per 2035.
Pemerintah menekankan saat ini Korea Selatan baru memiliki rasio dokter 2,1 per 1.000 orang, kurang dari rasio 3,7 per 1.000 orang di negara maju.
Baca Juga: Kerusuhan dan Penjarahan di Papua Nugini Tewaskan 15 Orang, Diawali Polisi Mogok Kerja
Meskipun demikian, dokter muda menilai rencana itu hanya akan meningkatkan kompetisi dan menambah pengeluaran kesehatan masyarakat secara tidak perlu.
Kebanyakan dokter baru pun diperkiraan hanya mau masuk ke sektor populer yang berupah tinggi seperti bedah plastik dan dermatologi.
Para dokter muda menuntut pemerintah memeratakan kesejahteraan tenaga kesehatan di sektor yang kurang populer seperti pediatrik, kandungan, serta departemen kegawatdaruratan.
Anggota parlemen Korea Selatan berlatar kedokteran, Ahn Cheol-soo, menilai pemerintah harus melengkapi rencananya dengan meyakinkan calon dokter agar mau masuk ke sektor-sektor esensial yang selama ini kurang dilirik karena berupah rendah.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press