> >

8.000 Orang Berpotensi Tewas di Gaza dalam 6 Bulan ke Depan akibat Krisis Kesehatan

Kompas dunia | 21 Februari 2024, 07:15 WIB
Wanita Palestina berduka atas meninggalnya seorang anak yang dibunuh Israel di Rafah, Senin (12/2/2024). Seandainya pun pertempuran di Gaza berhenti sekarang, krisis kesehatan yang dipicu serangan brutal Israel, berpotensi menyebabkan lebih dari 8.000 kematian tambahan dalam enam bulan ke dapan, menurut sebuah laporan. (Sumber: AP Photo/Hatem Ali)

LONDON, KOMPAS.TV - Seandainya pun pertempuran di Gaza berhenti sekarang, krisis kesehatan yang dipicu serangan brutal Israel, berpotensi menyebabkan lebih dari 8.000 kematian tambahan dalam enam bulan ke dapan, menurut laporan yang disusun para peneliti independen di Amerika Serikat dan Inggris.

Dalam skenario terburuk di mana serangan Israel berlanjut ditambah wabah penyakit, 85.570 orang berpotensi tewas hingga awal Agustus mendatang, dengan 68.650 kematian akibat cedera traumatis, kata laporan tersebut.

Meskipun terjadi gencatan senjata, sekitar 11.580 orang masih berisiko meninggal dunia dalam periode yang sama jika wabah penyakit memperparah tantangan dalam membangun sistem sanitasi dan kesehatan di Gaza.

Diperkirakan akan ada sekitar 3.250 kematian akibat komplikasi jangka panjang yang disebabkan cedera traumatis, dan 8.330 lainnya karena penyebab lain.

Data resmi Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menunjukkan, lebih dari 29.000 orang telah tewas sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.

Serangan Israel telah merusak rumah sakit-rumah sakit di Gaza, memaksa lebih dari 85 persen dari 2,3 juta penduduknya menjadi pengungsi, dengan lonjakan kasus penyakit seperti diare serta masalah malanutrisi terjadi di tempat-tempat penampungan yang padat.

Baca Juga: Israel Disebut Lakukan Pemerkosaan dan Kekerasan Seksual terhadap Wanita di Gaza

Warga Palestina berduka atas meninggalnya seorang anak akibat serangan Israel di Jalur Gaza di kamar jenazah sebuah rumah sakit di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 12 Februari 2024. (Sumber: AP Photo/Hatem Ali)

 

Angka-angka ini berasal dari laporan yang disusun oleh para akademisi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine dan Johns Hopkins Center for Humanitarian Health di Amerika Serikat, dan merupakan bagian dari proyeksi kematian berlebih yang mungkin terjadi di Gaza dalam enam bulan ke depan.

Laporan yang diterbitkan pada Senin (19/2/2024) itu menyatakan Israel tidak dimasukkan dalam analisis ini karena sistem kesehatan publiknya masih berfungsi.

Para peneliti memproyeksikan, jika pertempuran terus berlanjut atau bahkan meningkat, cedera traumatis akan menjadi penyebab utama kematian tambahan di Gaza.

Namun, kematian akibat malanutrisi, penyakit menular seperti kolera, dan keterbatasan akses ke perawatan untuk kondisi medis seperti diabetes, juga diperkirakan akan menyebabkan ribuan kematian.

Perkiraan kematian tambahan ini mencakup baik warga sipil maupun pejuang. Para peneliti mengingatkan, sifat perang yang tidak dapat diprediksi dan wabah penyakit membuat perkiraan ini memiliki jangkauan yang luas.

Menghitung jumlah korban di Gaza telah menjadi tantangan, dan tujuan laporan yang didanai oleh pemerintah Inggris ini adalah memberikan kejelasan lebih lanjut.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU