Dewan Keamanan PBB Besok Voting Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, AS Bersumpah Akan Memveto
Kompas dunia | 19 Februari 2024, 16:49 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara terkait resolusi yang diajukan negara-negara Arab yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, Selasa (20/2/2024) waktu New York.
Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan niatnya menggunakan hak veto untuk menjegal resolusi tersebut.
Aljazair, yang menjadi perwakilan negara-negara Arab di dewan tersebut, telah merumuskan rancangan resolusi dalam bentuk akhir yang dapat diputuskan lewat voting.
Diplomat-diplomat Dewan Keamanan, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak diizinkan untuk berbicara secara publik, menyatakan pemungutan suara akan dilakukan pada Selasa pagi waktu New York.
Selain menuntut gencatan senjata, rancangan akhir draf resolusi dari Aljazair yang diperoleh The Associated Press, mengulangi tuntutan Dewan Keamanan agar Israel dan Hamas "mematuhi dengan cermat" hukum internasional terutama terkait perlindungan warga sipil, dan menolak pemindahan paksa warga sipil Palestina.
Baca Juga: Presiden Brasil Samakan Serangan Israel di Gaza dengan Perbuatan Hitler atas Bangsa Yahudi
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan AS telah bekerja untuk kesepakatan sandera selama beberapa bulan yang akan membawa setidaknya enam minggu periode damai "dari mana kita dapat mengambil waktu dan langkah-langkah untuk membangun perdamaian yang lebih abadi."
Dia mengatakan Presiden AS Joe Biden telah melakukan beberapa pembicaraan selama seminggu terakhir dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Mesir dan Qatar untuk mendorong kesepakatan tersebut.
"Meskipun masih ada kesenjangan, elemen-elemen kunci sudah ada" dan masih menjadi peluang terbaik untuk memulangkan sandera serta memberikan jeda panjang dalam pertempuran yang akan memungkinkan bantuan sampai ke warga sipil Palestina yang sangat membutuhkan, kata Thomas-Greenfield.
Qatar mengatakan pada Sabtu (17/2/2024), pembicaraan "tidak berlangsung seperti yang diharapkan."
Di sisi lain, resolusi yang didukung oleh negara-negara Arab tidak akan mencapai hasil tersebut, "dan bahkan, mungkin berlawanan dengan mereka," kata Thomas-Greenfield.
"Untuk alasan itu, Amerika Serikat tidak mendukung tindakan terhadap rancangan resolusi ini. Jika diadakan pemungutan suara sesuai dengan rancangan ini, itu tidak akan disetujui."
Jumlah warga Palestina yang tewas dibunuh Israel sudah hampir 29.000, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca Juga: AS Janji Veto Resolusi Gencatan Senjata PBB meski Terus Serukan Perdamaian di Gaza, Hipokrit?
Ketua Kelompok Arab bulan ini, Duta Besar PBB Tunisia, Tarek Ladeb, mengatakan kepada wartawan PBB pada Rabu (14/2/2024) lalu bahwa sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mencari perlindungan di Rafah di selatan Gaza menghadapi "skenario bencana" jika Netanyahu melanjutkan serangan militer ke daerah yang berbatasan dengan Mesir itu.
Netanyahu memerintahkan militer untuk merumuskan rencana pengusiran warga Palestina dari Rafah, tetapi Israel belum mengumumkan waktunya.
Resolusi rancangan Aljazair juga menyatakan "kekhawatiran serius atas situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat" di Gaza dan mengulangi seruan Dewan Keamanan untuk memberikan akses kemanusiaan yang tidak terhalang di seluruh wilayah, di mana pejabat PBB mengatakan seperempat dari populasi 2,3 juta orang di Gaza menghadapi kelaparan.
Dewan Keamanan telah mengadopsi dua resolusi mengenai Gaza, dengan AS, sekutu terdekat Israel, abstain pada kedua kesempatan tersebut.
Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Berunjuk Rasa di Eropa, Kembali Desak Gencatan Senjata Segera di Gaza
Resolusi pertamanya pada 15 November meminta "jeda kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang" di Gaza untuk mengatasi krisis yang memburuk bagi warga sipil Palestina selama serangan udara dan darat Israel.
Pada 22 Desember, dewan mengadopsi resolusi yang lebih lemah yang menyerukan percepatan pengiriman bantuan kepada warga sipil kelaparan dan putus asa di Gaza, tetapi tanpa permohonan asli untuk "penghentian segera dari pertikaian" antara Israel dan Hamas.
Resolusi itu menyerukan "menciptakan kondisi untuk penghentian keberlanjutan pertikaian." Langkah-langkahnya tidak dijelaskan, tetapi diplomat-diplomat mengatakan itu merupakan referensi pertama dewan untuk menghentikan pertempuran.
Rancangan resolusi juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua warga yang ditangkap Hamas selama serangan mendadak mereka pada 7 Oktober di selatan Israel.
Israel mengeklaim sebanyak 1.200 orang tewas dan sekitar 250 ditahan Hamas. Lebih dari 100 tahanan diyakini masih berada di Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press