> >

Arab Saudi Desak PBB Adakan Pertemuan Cegah Serangan Darat Israel ke Rafah

Kompas dunia | 12 Februari 2024, 10:24 WIB
Citra satelit yang disediakan oleh Planet Labs PBC menunjukkan kota Rafah di Gaza selatan pada 13 Oktober 2023. Kota ini biasanya dihuni oleh 280.000 orang. Namun populasinya telah membengkak menjadi lebih dari 1,5 juta – sekitar tiga perempat dari populasi Gaza. (Sumber: AP Photo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengadakan pertemuan darurat pada Sabtu (10/2) ketika Israel bersiap untuk melancarkan operasi darat di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza.

Pada Jumat (9/2), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan angkatan bersenjata Israel untuk menyusun rencana evakuasi warga sipil dari kota yang padat penduduk tersebut menjelang serangan yang bertujuan untuk menghilangkan empat batalyon Hamas yang tersisa.

"Kerajaan Arab Saudi memperingatkan tentang bahaya akibat serangan dan serangan terhadap Rafah di Jalur Gaza, tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu warga sipil yang mengungsi akibat agresi biadab Israel," kata Kemenlu Arab Saudi seperti dilansir Kantor Berita Sputnik.

Baca Juga: Peringatan Hamas ke Israel jika Serang Rafah, Negosiasi Pertukaran Sandera Akan Hancur

Pernyataan tersebut menekankan "perlunya DK PBB mengadakan pertemuan luar biasa untuk mencegah Israel melancarkan bencana kemanusiaan."

Seperti diketahui, Israel telah melancarkan serangan udara di Rafah dalam beberapa hari terakhir.

Kota di perbatasan dengan Mesir itu telah dipenuhi oleh warga Palestina yang mencari keselamatan dari serangan Israel yang semakin meluas.

Padahal, militer Israel sebelumnya telah menyuruh warga Palestina untuk melarikan diri ke daerah selatan selama empat bulan terakhir pertikaian tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan pada Minggu (11/2) bahwa dia prihatin dengan rencana serangan darat Israel ke Kota Rafah di Jalur Gaza selatan.

Israel telah menggempur Rafah selama beberapa hari sebagai persiapan serangan darat untuk menumpas kelompok perlawanan Palestina Hamas.

 

Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1 juta lebih warga Palestina yang diminta untuk pindah ke selatan selama empat bulan operasi militer Israel di wilayah kantong Palestina itu.

"Sangat prihatin dengan kemungkinan serangan militer di Rafah–lebih dari separuh penduduk Gaza berlindung di wilayah itu," kata Cameron di platform X Minggu.

Baca Juga: Mesir Ancam Israel jika Serang Rafah, Bakal Hentikan Kesepakatan Damai dengan Zionis

Penulis : Kiki Luqman Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU