Panglima Militer Baru Ukraina Tegaskan Prioritas Rotasi Pasukan dan Senjata Teknologi Tinggi
Kompas dunia | 10 Februari 2024, 01:05 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Panglima militer baru Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan prioritasnya meningkatkan rotasi pasukan keluar dari garis depan dan memanfaatkan teknologi baru untuk melawan Rusia, Jumat (9/2/2024).
Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, yang sebelumnya menjabat sebagai panglima pasukan darat Ukraina, berbicara sehari setelah Presiden Volodymyr Zelenskyy menunjuknya sebagai pemimpin kampanye di medan perang melawan invasi Rusia.
"Tugas-tugas baru ada dalam agenda," kata Syrskyi di saluran Telegramnya, seperti yang dilaporkan Associated Press.
Meskipun dia memberikan sedikit detail, pernyataannya tampak sejalan dengan tujuan Zelenskyy untuk membawa "pembaruan" kepada angkatan bersenjata dalam perombakan pada Kamis (8/2) dan mengadopsi pendekatan baru dalam perjuangan tersebut.
Namun, perubahan di puncak tidak akan menyelesaikan beberapa masalah terbesar Ukraina: kekurangan tenaga kerja yang telah merusak moral dan mungkin memerlukan mobilisasi massal, serta pasokan senjata Barat yang tidak memadai untuk melawan kekuatan Rusia.
Perombakan para pemimpin militer ini menimbulkan kekhawatiran di jalanan Kiev, ibu kota negara tersebut.
Alisa Riazantseva, 35 tahun, mengatakan dia "secara umum puas" dengan pendahulu Syrskyi yang populer, Jenderal Valerii Zaluzhnyi. "Kami berharap pemerintah kami tidak membuat kesalahan besar" dengan menggantinya, katanya kepada Associated Press.
Baca Juga: Zelenskyy Copot Panglima Militer Lendaris Jenderal Zaluzhny, Spekulasi Merebak
Oleksandr Azimov, 61 tahun, mengatakan ada "sedikit ketidakpuasan, beberapa ketidakpuasan" tentang perubahan di puncak.
Hal itu mungkin merujuk pada kritik sebelumnya terhadap strategi Syrskyi yang mempertahankan Kota Bakhmut selama sembilan bulan, yang menyebabkan pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam perang ini dan mahal bagi Ukraina dalam hal kerugian pasukan. Namun, itu berhasil melemahkan kekuatan Rusia.
Syrskyi mengambil alih pada saat yang sulit bagi upaya perang Ukraina. Saat pertempuran memasuki tahun ketiga, Kiev secara besar-besaran bergantung pada dukungan dari negara-negara Barat di mana tanda-tanda kelelahan perang mulai muncul.
Hal ini membuat Ukraina berada dalam posisi defensif sementara Rusia menempatkan ekonominya dalam kondisi perang dan membangun persediaan senjatanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press