> >

Gedung Putih Umumkan Kerangka Kesepakatan Baru Israel dan Hamas, Tapi Tidak Ada Gencatan Senjata

Kompas dunia | 30 Januari 2024, 08:07 WIB
Juru runding Israel dan kelompok Palestina Hamas dilaporkan telah mencapai "kerangka" yang dapat membuka jalan menuju kesepakatan akhir. Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, hari Senin (29/1/2024). (Sumber: Anadolu)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dalam perkembangan terkini, juru runding Israel dan kelompok Palestina Hamas dilaporkan telah mencapai "kerangka" yang dapat membuka jalan menuju kesepakatan akhir. Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, hari Senin (29/1/2024).

Kirby katakan perundingan berlangsung "konstruktif," sambil menegaskan, meski ada kemajuan, belum ada "kesepakatan yang siap diumumkan dan akan segera diumumkan." seperti laporan Anadolu, Senin, (29/1/2024).

"Dalam kerangka ini, kami melihat peluang untuk kesepakatan pembebasan tawanan yang benar-benar dapat membuat perbedaan dalam membebaskan lebih banyak tawanan, menyediakan bantuan lebih lanjut, dan mengurangi tingkat kekerasan, sehingga dapat mengurangi korban sipil," ujarnya dalam wawancara dengan jaringan televisi MSNBC.

The Washington Post hari Kamis melaporkan Presiden AS Joe Biden mengirim Direktur CIA William Burns untuk membantu menyusun kesepakatan besar.

Burns dikirim ke Eropa untuk berpartisipasi dalam pembicaraan dengan pejabat regional, termasuk rekan-rekan Israel dan Mesir, David Barnea dan Abbas Kamel, serta Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

Meskipun Gedung Putih menolak memberikan komentar tentang perjalanan Burns, mereka menyatakan bahwa Burns telah terlibat dalam membantu menangani situasi rumah sakit yang sudah ada dan berupaya mencapai kesepakatan baru.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dari Qatar mengungkapkan ada kemajuan positif dalam pembicaraan seminggu ini. Pihak-pihak yang terlibat berharap dapat menyampaikan proposal kepada Hamas agar mereka terlibat dengan sikap positif dan konstruktif dalam proses ini.

Baca Juga: Fakta Terbaru Negosiasi Hamas dan Israel yang Difasilitasi Mesir-Qatar: Makin Gencar tapi Sulit

PM Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani hari Senin, (29/1/2024) mengungkapkan ada kemajuan positif dalam pembicaraan seminggu ini, dimana Hamas sebelumnya menuntut "gencatan senjata permanen," tetapi kini telah ada pergeseran dalam pandangan mereka. (Sumber: AP Photo/Vahid Salemi, File)

Menurut Sheikh Abdulrahman, Hamas sebelumnya menuntut "gencatan senjata permanen," tetapi kini telah ada pergeseran dalam pandangan mereka. Sheikh Mohammed berharap bahwa tahap pembicaraan saat ini dapat membawa kepada gencatan senjata permanen di masa depan.

Laporan terakhir dari Israel menyebut terdapat kemajuan dalam negosiasi setelah pertemuan di Paris. Mesir dan Qatar, yang telah berperan sebagai mediator utama antara Israel dan Hamas selama perang di Gaza, telah membantu menyusun gencatan senjata sementara.

 

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui kehadiran Burns, tetapi menyatakan bahwa masih ada kesenjangan signifikan yang perlu dibahas dalam pertemuan lanjutan.

Kesepakatan yang sedang dinegosiasikan melibatkan pembebasan semua tawanan yang tersisa sebagai imbalan untuk "penghentian terpanjang sejak perang dimulai tahun lalu," menurut laporan Washington Post. Meski belum jelas berapa lama itu akan berlangsung, Israel baru-baru ini mengusulkan jeda 60 hari dalam perangnya sebagai imbalan pembebasan tawanan.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyatakan pihak-pihak yang terlibat lebih mendekat daripada sebelumnya untuk mencapai kesepakatan pembebasan tawanan baru. Meskipun demikian, Kirby menekankan kesepakatan tersebut belum "segera terjadi."

Kirby menyatakan kesepakatan yang sedang dibentuk tidak akan menyepakati gencatan senjata permanen, tetapi jeda yang panjang. Ini diharapkan memberikan "kesempatan yang lebih lama" untuk pembebasan tawanan dan bantuan kemanusiaan.

Meskipun tetap mendukung Israel, Kirby menekankan pentingnya mengurangi korban sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan. Dia menyatakan bahwa Israel telah merespons dengan upaya untuk mengurangi jumlah korban sipil, dengan mengurangi penggunaan kekuatan udara dan menyusun operasi darat secara lebih terarah dan tepat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Anadolu / Times of Israel


TERBARU