> >

Seekor Badak Hamil Melalui Transfer Embrio, Diharapkan Dapat Lestarikan Spesies Langka

Kompas dunia | 28 Januari 2024, 01:05 WIB
Embrio badak putih yang dibuat di laboratorium dari telur dan sperma yang sebelumnya dikumpulkan dari badak lain dan kemudian ditransfer kepada ibu pengganti badak putih selatan di Kenya, 29 November 2023. Ini merupakan pertama kalinya seekor badak hamil melalui transfer embrio. (Sumber: Jon Juarez/IZW melalui AP)

NAIROBI, KOMPAS.TV — Seekor badak hamil melalui transfer embrio dengan menggunakan metode yang diharapkan dapat menyelamatkan spesies langka yang hampir punah. 

Percobaan dilakukan pada subspesies badak putih selatan yang belum terancam punah. Para peneliti menciptakan embrio di laboratorium dari sel telur dan sperma yang dikumpulkan dari badak dan dipindahkan ke induk pengganti badak putih selatan di Ol-Pejeta Conservancy di Kenya.

“Keberhasilan transfer embrio dan kehamilan adalah bukti konsep dan memungkinkan (para peneliti) untuk beralih ke transfer embrio badak putih utara. Metode ini dapat dijadikan landasan dalam misi menyelamatkan badak putih utara dari kepunahan,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan Rabu.

Namun sayang, tim baru mengetahui kehamilan tersebut setelah badak yang berperan sebagai ibu pengganti mati karena infeksi bakteri pada November 2023. Badak tersebut terinfeksi spora dari strain clostridium yang didapatkan dari tanah melalui air banjir. Embrio ini ditemukan dalam pemeriksaan mayat badak tersebut. 

Baca Juga: Penampakan Bayi Badak Sumatra Langka yang Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Meski begitu, para ilmuwan tetap optimis dengan temuan mereka, meskipun beberapa aktivis konservasi merasa skeptis bahwa terobosan ini sudah tepat untuk menyelamatkan badak putih utara.

“Sekarang kami memiliki bukti jelas bahwa embrio yang dibekukan, dicairkan, dan diproduksi dalam tabung reaksi dapat menghasilkan kehidupan baru dan itulah yang kami inginkan untuk badak putih utara,” kata Thomas Hildebrandt, peneliti utama dan kepala Departemen Reproduksi di BioRescue.

Sekitar 20.000 badak putih selatan masih ada di Afrika. Subspesies tersebut dan juga spesies lainnya, badak hitam, bangkit kembali dari penurunan populasi yang signifikan akibat perburuan culanya. Namun, subspesies badak putih utara hanya diketahui memiliki dua anggota tersisa di dunia. Najin, yang berusia 34 tahun, dan anaknya yang berusia 23 tahun, Fatu. Keduanya tidak mampu bereproduksi secara alami, menurut Ol-Pejeta Conservancy tempat mereka tinggal.

Badak putih jantan terakhir, Sudan, berusia 45 tahun ketika ia disuntik mati pada tahun 2018 karena komplikasi terkait usia. Dia adalah ayah Najin.

Para ilmuwan menyimpan air maninya dan empat badak mati lainnya, dengan harapan dapat digunakan dalam fertilisasi in vitro dengan telur yang diambil dari badak putih utara betina untuk menghasilkan embrio yang pada akhirnya akan dibawa oleh ibu pengganti badak putih selatan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU