Mesir Peringatkan Israel agar Tak Ambil Alih Koridor Philadelphi di Perbatasan Gaza
Kompas dunia | 23 Januari 2024, 21:20 WIB
KAIRO, KOMPAS.TV - Mesir memperingatkan Israel bahwa upaya apa pun untuk mengambil kendali keamanan atas Koridor Philadelphi yang memisahkan Gaza dan Mesir, akan mengakibatkan "ancaman serius" terhadap hubungan kedua negara.
Koridor Philadelphi, sepanjang 14 kilometer, menjadi pemisah antara Mesir dan Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Kepala Dinas Informasi Mesir Diaa Rashwan menegaskan, perbatasan Mesir dan Gaza dalam kondisi aman. Ia menolak keras tuduhan Israel mengenai penyelundupan senjata dari Mesir ke Jalur Gaza, menyebutnya sebagai "tuduhan dan kebohongan."
Dia menuduh pemerintah Israel berusaha mengalihkan perhatian dari "kegagalan-kegagalan beruntun dalam mencapai tujuan yang telah dideklarasikan dalam perang" yang dilancarkannya terhadap Gaza.
Serangan Israel ke Gaza dilancarkan setelah Hamas melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober lalu.
"Harus ditekankan dengan tegas bahwa setiap langkah Israel ke arah ini akan membawa ancaman serius terhadap hubungan Mesir-Israel," kata Rashwan dalam pernyataan online pada Senin (22/1/2024), seperti dilaporkan Associated Press.
Pemimpin Israel telah menyuarakan niat mengambil alih kontrol koridor tersebut, berkilah untuk mencegah penyelundupan senjata yang mungkin terjadi ke Gaza.
Mesir khawatir operasi militer di perbatasan dapat mendorong warga Palestina mengungsi ke wilayahnya.
Baca Juga: Sekali Gebuk 21 Tentara Israel Tewas di Tangan Hamas dalam Serangan Tunggal Paling Mematikan di Gaza
Rashwan menyatakan perbatasan barat Gaza sudah aman dan klaim Israel tentang penyelundupan senjata dari Mesir ke Gaza adalah tidak benar. Perang ini telah menguji hubungan antara Israel dan Mesir.
Penempatan pasukan di kedua sisi perbatasan Mesir-Gaza diatur oleh perjanjian bilateral antara Israel dan Mesir.
"Kesimpulannya adalah tuduhan palsu ini tidak mendukung perjanjian perdamaian [Israel-Mesir] yang dihormati oleh Mesir, dan kami mendesak pihak Israel untuk menunjukkan penghargaannya terhadapnya, serta menghentikan pernyataan yang dapat merusak hubungan bilateral di tengah kondisi yang penuh ketegangan saat ini," ujar Rashwan.
"Mesir menyerukan kepada semua pihak yang menuduh kami gagal melindungi perbatasan untuk menghentikan tuduhan ini, mengingat kami punya angkatan bersenjata yang tangguh dan mampu melindungi perbatasan dengan efisien dan disiplin."
Pada 30 Desember 2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Koridor Philadelphi "harus berada di bawah kendali kita" pada akhir perang terhadap Gaza.
Hal itu, kata dia, untuk memastikan demiliterisasi Gaza dan mencegah penyelundupan senjata melalui terowongan ke enklave pesisir tersebut. Komentar tersebut dikritik oleh seorang anggota parlemen Mesir.
Pada 13 Januari 2024, Netanyahu menyatakan opsi tersebut adalah "salah satu kemungkinan untuk apa yang saya sebut sebagai pagar selatan."
Hal itu diungkapkan setelah laporan Wall Street Journal awal bulan ini menyebutkan, Israel memberi tahu Mesir tentang rencana untuk meluncurkan operasi militer guna merebut kembali kontrol atas koridor tersebut.
Kedua negara menjalin hubungan diplomatik sejak 1980, dan Mesir memediasi sejumlah kesepakatan gencatan senjata selama serangan Israel terakhir ke Gaza.
Baca Juga: Terungkap Rincian Upaya AS, Mesir dan Qatar untuk Akhiri Perang, Termasuk Pendirian Negara Palestina
Di tengah berlangsungnya serangan Israel ke Gaza, Mesir menuduh Israel berencana menghapus tuntutan berdirinya negara Palestina dengan cara mengusir warga Gaza ke Mesir. Israel membantah.
Sementara militer Israel mengumumkan pasukannya mengepung Kota Khan Younis di selatan Gaza, yang dekat dengan perbatasan Mesir - Israel.
Kota terbesar kedua di wilayah tersebut telah menjadi saksi pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir, dengan puluhan warga Palestina tewas dan terluka.
Pejabat Israel mengeklaim pemimpin utama Hamas mungkin bersembunyi di terowongan di kota tersebut.
Militer Israel mengeklaim pasukannya membunuh puluhan anggota Hamas di Khan Younis dalam beberapa hari terakhir dan telah mengepung kota tersebut.
Namun Israel tidak memberikan bukti apa pun atas klaim itu, dan tidak mungkin untuk memverifikasi secara independen rincian pertempuran di sana.
Khan Younis adalah kampung halaman Yehya Sinwar, pemimpin utama Hamas di Gaza, yang keberadaannya tidak diketahui. Militer Israel mengumumkan pengepungan ini dalam pernyataan pada Selasa.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press/Times of Israel