> >

Pasukan Khusus Afghanistan Terancam Dideportasi dari Pakistan, Merasa Dikhianati Inggris

Kompas dunia | 11 Desember 2023, 13:11 WIB
Pasukan khusus Afghanistan terancam dideportasi dari Pakistan dan menjadi sasaran Taliban. (Sumber: BBC)

Seperti kebanyakan 200 personel pasukan khusus Afghanistan itu, ke-32 pejabat tersebut mendaftar untuk datang ke Inggris lewat Program Relokasi dan Asistensi Afghanistan (ARAP).

Program itu diperuntukkan bagi warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah Inggris atau mereka yang "bekerja di Afghanistan bersama departemen pemerintahan Inggris, sebagai rekanan atau yang mendukungnya dari dekat."

Baca Juga: Momen Kim Jong-Un Menangis di Pertemuan Nasional, Minta Para Perempuan Korut Lakukan Ini

Banyak pejabat dan tentara yang permohonannya ditolak, sedangkan lainnya masih menunggu keputusan setelah lebih dari setahun.

Seorang anggota pasukan khusus Afghanistan yang terancam diusir dari Pakistan, merasa ditelantarkan dan dikhianati oleh Inggris.

“Kami bersama-sama siang dan malam. Saat berlatih kami tidur di satu tenda, dan memakan makanan yang sama,” ujar sosok yang hanya dikenali sebagai Ali itu.

“Selama operasi, kami berjuang bersama dengan Inggris, sebagai satu keluarga besar,” tambahnya.

Pada Agustus 2021 saat negara Afghanistan runtuh, Ali menuju ke Hotel Baron di Kabul untuk melindungi para pemegang paspor Inggris saat mereka mencoba meninggalkan negara Asia tersebut.

Namun, dia tak bisa naik penerbangan evakuasi, dan akhirnya menuju ke Pakistan lewat jalur darat. Ali mengira pengabdiannya selama hampir dua dekade kepada Inggris, akan membuatnya mendapatkan bantuan. Ternyata dia salah.

"Kami tidak pernah mengira pahlawan akan ditinggalkan. Kami mengambil semua risiko. Kami siap membantu masyarakat internasional, kami menghormati kebebasan berbicara dan nyawa manusia, lalu semuanya terbalik. Ini sangat mengecewakan."

Kini, Ali dan keluarganya terancam dideportasi oleh otoritas Pakistan yang tengah melakukan pembersihan terhadap warga Afghanistan yang tinggal secara ilegal.

"Saya tidak bisa bekerja. Saya tinggal dalam kamar ini bersama istri saya dan lima anak karena takut dengan polisi. Saya sudah mengunci diri di dalam rumah selama tiga bulan sekarang."

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU