> >

Israel Disebut Tembaki Warganya Sendiri di Kibbutz Be'eri dan Festival Musik pada 7 Oktober

Kompas dunia | 20 November 2023, 22:49 WIB
Seorang tentara Israel berjalan melewati rumah yang hancur akibat bombardir pasukan Israel saat Hamas menyerang Kibbutz Be'eri pada Rabu, 11 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Baz Ratner)

 

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Militer Israel disebut membunuhi warganya sendiri saat kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

Helikopter tempur Israel, menurut penyelidikan internal, disebut menembaki rakyatnya sendiri yang berada di sebuah festival musik, saat berupaya mengejar para anggota Hamas.

Otoritas Palestina melalui Kementerian Luar Negeri Palestina mengeluarkan pernyataan pada Minggu (19/11/2023) yang membantah tudingan bahwa Hamas bertanggung jawab atas pembantaian 364 penonton festival musik Re'im pada 7 Oktober lalu.

Pernyataan tersebut menyangkal klaim Israel yang menyebut Hamas sebagai pelaku pembantaian, dan menyoroti hasil penyelidikan awal polisi Israel yang menunjukkan klaim tersebut palsu.

Pernyataan Otoritas Palestina menyebutkan, helikopter Israel membombardir warga sipil di festival musik Re'im pada 7 Oktober, menyebabkan kematian massal warga Israel.

Penyelidikan mengungkapkan, sebuah helikopter tempur Israel dari pangkalan Ramat David menargetkan pejuang-pejuang Hamas dan warga Palestina yang melintasi pagar perbatasan dari Gaza ke Israel.

Namun, helikopter itu juga menembaki para penonton festival musik, yang menyebabkan kematian 364 orang, menurut sumber polisi. Itu menjadi pengakuan pertama yang menyebutkan pasukan Israel juga menyebabkan kematian rakyatnya sendiri.

Penyelidikan internal Israel juga menyebutkan Hamas tidak mengetahui ada festival musik tersebut sebelumnya. Hamas, menurut penyelidikan tersebut, awalnya mengarahkan serangan ke permukiman-permukiman di dekat perbatasan dengan Gaza.

Sebelumnya muncul wawancara lengkap dengan warga sipil Israel yang selamat dari festival musik tersebut.

Wawancara tersebut awalnya disiarkan radio negara Israel pada akhir Oktober lalu, namun kemudian beberapa detailnya dihilangkan atau disembunyikan.

Warga sipil tersebut menuturkan, militer Israel tanpa ampun menembaki sandera, warga Israel, dan anggota Hamas di berbagai permukiman, sehingga angka kematian warga sipil Israel sangat tinggi.

Yasmin Porat, 44 tahun, adalah seorang korban selamat dari Kibbutz Be’eri, memberikan kesaksian rinci dalam wawancara dengan radio Israel, Kan, tentang peristiwa pembantaian warga sipil di berbagai desa atau kibbutz yang disandera Hamas.

Dia menyatakan pasukan keamanan Israel "tanpa ragu" membunuh warga sipil mereka sendiri pada 7 Oktober.

Baca Juga: Hamas Ternyata Tak Sengaja Serang Festival Musik, Militer Israel Malah Ikut Andil Atas Pembantaian

Seorang tentara Israel menelepon di Kibbutz Kfar Azza di dekat perbatasan Israel-Gaza, di mana terjadi pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, Minggu, 12 November 2023. (Sumber: AP Photo/Maya Alleruzzo)

 

Dalam wawancara panjang tersebut, Porat menyatakan para kombatan Palestina, memperlakukan dirinya dan warga sipil Israel lainnya "dengan sangat baik".

Dia menuturkan, para anggota Hamas mengatakan kepadanya, mereka bermaksud "menculik kami ke Gaza. Bukan membunuh kami."

Ia menambahkan "setelah kami berada di sana selama dua jam bersama para penculik, polisi tiba. Terjadi baku tembak yang dimulai oleh polisi kami sendiri."

Porat mengatakan pasukan Israel "tanpa ragu" membunuh warga sipilnya sendiri.

Peristiwa itu terjadi ketika pasukan Israel terlibat dalam pertempuran sengit dengan kombatan Hamas di Kibbutz Be’eri dan menembak secara sembrono baik pada kombatan maupun tawanan Israel.

"Mereka membunuh semua orang, termasuk sandera," kata Porat kepada radio Kan.

"Ada tembakan beruntun yang sangat, sangat hebat" termasuk tembakan dari tank, sambungnya.

Rekaman wawancara Porat dalam program radio "Haboker Hazeh" ("Pagi Ini") yang dipandu oleh Aryeh Golan di stasiun radio Kan, telah beredar di media sosial.

Porat, yang berasal dari Kabri, sebuah permukiman di dekat perbatasan Lebanon, mengalami hal-hal mengerikan dan melihat banyak warga sipil Israel tewas di tangan pasukan Israel sendiri. Pasangannya, Tal Katz, termasuk korban tewas.

Keterangan Yasmin meruntuhkan narasi resmi Israel tentang pembunuhan yang disengaja oleh para kombatan Palestina.

Porat tidak hanya mengatakan warga Israel tewas dalam serangan balasan yang hebat oleh pasukan keamanan Israel.

Dia juga mengungkapkan dirinya dan warga sipil yang ditawan, diperlakukan dengan baik oleh para kombatan Palestina.

Baca Juga: Militer Israel Klaim 700 Warga Tewas Usai Serangan Hamas, 250 Jasad Ditemukan di Festival Musik

Seorang tentara Israel berdiri dekat jenazah pejuang Hamas di Kibbutz Beeri, Rabu (11/10/2023). (Sumber: Baz Ratner/Associated Press)

 

Porat sedang menghadiri festival musik Re'im ketika serangan Hamas dimulai dengan roket dan parasut bermotor.

Dia dan Katz melarikan diri dengan mobil ke Kibbutz Be’eri yang terdekat, tempat banyak peristiwa yang dia gambarkan dalam wawancara media, terjadi.

Usai pesta itu bubar, keduanya mencari perlindungan di rumah pasangan bernama Adi dan Hadas Dagan.

Setelah para kombatan Palestina menemukan mereka, semua dibawa ke rumah lain, di mana delapan orang sudah ditahan dan satu orang tewas.

Porat mengatakan istri pria yang meninggal "mengatakan kepada kami ketika mereka [kombatan Hamas] mencoba masuk, pria itu mencoba mencegah mereka masuk dan menahan pintu. Mereka menembak pintu dan dia tewas. Mereka tidak mengeksekusinya."

"Mereka tidak menindas kami. Mereka memperlakukan kami dengan sangat baik," Porat menjelaskan kepada Aryeh Golan yang terkejut, seperti dilaporkan New Intifada, akhir bulan lalu.

"Maksud saya, mereka menjaga kami," katanya.

"Mereka memberi kami minum sesekali. Ketika mereka melihat kami gugup, mereka menenangkan kami. Itu sangat menakutkan tapi tidak ada yang memperlakukan kami dengan kekerasan. Untungnya, tidak ada yang terjadi pada saya seperti yang saya dengar di media."

"Mereka sangat berperikemanusiaan terhadap kami," kata Porat dalam wawancara dengan televisi Israel, Channel 12.

Porat mengingat ucapan seorang kombatan Palestina yang berbicara dalam bahasa Ibrani "mengatakan padaku, 'Lihat aku baik-baik, kami tidak akan membunuhmu. Kami ingin membawamu ke Gaza. Kami tidak akan membunuhmu. Jadi tenanglah, kamu tidak akan mati.' Itulah yang dia katakan padaku, dengan kata-kata itu."

"Saya tenang karena saya tahu tidak akan ada yang terjadi pada saya," tambah Porat.

Baca Juga: Menlu RI Kutuk Keras Serangan Israel ke RS Indonesia: Langgar Hukum Humaniter Internasional

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa kami tidak akan mati, mereka ingin membawa kami ke Gaza dan esok hari mereka akan mengembalikan kami ke perbatasan," kata Porat kepada media Israel, Maariv, seperti dikutip New Intifada.

Dalam wawancara dengan Channel 12, Porat menjelaskan, meskipun para kombatan Palestina semua membawa senjata dengan amunisi penuh, dia tidak pernah melihat mereka menembak tawanan atau mengancam mereka dengan senjata.

Selain memberi minum, dia mengatakan para kombatan Hamas membiarkan mereka keluar untuk berada di halaman karena udara panas, terutama karena listrik padam.

Dalam wawancara dengan Aryeh Golan, Porat juga memberikan detail lebih lanjut tentang momen di mana pasukan keamanan Israel tiba di tempat kejadian.

"Awalnya tidak ada [pasukan keamanan Israel] bersama kami," kenang Porat.

"Setelah itu kami melihat lampu-lampu dan suara-suara tembakan. Ketika mereka melihat kami di dekat rumah, mereka mulai menembakkan roket ke arah kami," kata Porat.

"Sangat sulit untuk mendeskripsikannya. Itu adalah pertempuran yang sangat hebat. Tembakan dari tank, tembakan dari semua arah. Teriakan. Sangat sulit untuk menjelaskannya. Itu adalah hal yang sangat mengerikan," tambahnya.

"Mereka [Hamas] mengira tentara [Israel] tidak akan membunuh sandera. Jadi mereka ingin keluar bersama kami hidup-hidup dan agar polisi memperbolehkannya," kata Porat kepada Channel 12.

Menurut perkiraan Porat, para penyanderanya masih muda dan sama ketakutannya dengan mereka, katanya kepada Channel 12.

Seorang kombatan yang dijelaskan Porat sebagai komandan berusia 30-an, meminta berbicara dengan polisi dan kemudian berbicara dengan seorang perwira Israel yang berbicara dalam bahasa Arab.

Baca Juga: Israel Berharap Kesepakatan dengan Hamas untuk Pembebasan Sandera Bakal Tercapai Beberapa Hari Lagi

Jasad warga sipil Israel, banyak di antaranya perempuan, lansia dan anak-anak, yang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Kibbutz Kfar Azza pada Selasa, 10 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo)

Setelah percakapan singkat mereka, 40 lebih kombatan Palestina dan sekitar dua belas tawanan Israel menunggu kedatangan pasukan militer, dengan sebagian dari kelompok itu keluar ke taman untuk melepaskan diri dari udara panas sore.

Kedatangan militer dan polisi Israel dibuka dengan hujan peluru, mortir, dan tembakan tank, mengejutkan para kombatan Hamas dan tawanan Israel mereka, kata Porat.

"Kami berada di luar dan tiba-tiba ada hujan peluru dari [unit Israel] YAMAM. Kita semua mulai lari mencari tempat berlindung," kata Porat kepada Channel 12.

Porat mengatakan dia menyerah kepada tentara Israel setengah jam setelah pertempuran sengit yang terdiri dari "puluhan, ratusan, dan ribuan peluru dan mortir terbang di udara," dan salah satu kombatan Palestina, seorang komandan, memutuskan menyerah dan menggunakan dirinya sebagai perisai manusia.

Pada saat itu, Porat mengatakan dirinya berteriak agar pasukan Israel berhenti menembak.

"Dan kemudian mereka berhenti menembak," ungkapnya.

"Saya melihat orang-orang dari kibbutz di halaman. Ada lima atau enam sandera tergeletak mati di tanah di luar. Seperti domba yang disembelih, di antara tembakan."

"Teroris [Hamas] menembak mereka?" tanya Aryeh Golan.

"Tidak, mereka tewas dalam baku tembak," jawab Porat.

"Ada baku tembak yang sangat, sangat berat."

"Jadi pasukan kita mungkin menembak mereka?" tanya Golan.

"Tanpa keraguan," kata Porat.

"Mereka membunuh semua orang, termasuk sandera karena ada baku tembak yang sangat, sangat berat."

"Setelah baku tembak yang gila, dua tembakan meriam tank ditembakkan ke sebuah rumah. Ini rumah kibbutz kecil, tidak besar," jelas Porat.

Dia menambahkan, warga Israel yang berada di dalam rumah tersebut mati mengenaskan, beberapa orang di antaranya anak kecil.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : New Intifada/The Cradle/Haaretz/Radio Kan/Maariv


TERBARU