> >

Tim SAR Palestina Evakuasi Jasad 50 Warga yang Dibantai Serangan Israel di Sekolah Al-Buraq, Gaza

Kompas dunia | 11 November 2023, 12:15 WIB
Tim SAR dan ambulans Palestina hari Jumat, (10/11/2023) menemukan dan mengevakuasi setidaknya 50 jasad warga sipil, mayoritas adalah anak-anak, perempuan dan lansia, dari reruntuhan Sekolah Al-Buraq di lingkungan Al-Nasr, utara Kota Gaza, menyusul serangan udara, roket dan artileri Israel yang menargetkan sekolah tersebut hari Kamis, (9/11/2023). (Sumber: WAFA)

GAZA, KOMPAS.TV - Tim SAR dan ambulans Palestina hari Jumat, (10/11/2023) menemukan dan mengevakuasi setidaknya 50 jasad warga sipil, mayoritas adalah anak-anak, perempuan dan lansia, dari reruntuhan Sekolah Al-Buraq di lingkungan Al-Nasr, utara Kota Gaza, menyusul serangan udara, roket dan artileri Israel yang menargetkan sekolah tersebut hari Kamis, (9/11/2023).

Kantor Berita Palestina WAFA hari Jumat, (10/11/2023) melaporkan lebih dari 50 korban yang ditemukan sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan lansia, dan mereka ditemukan di dalam sekolah saat berlindung dari serangan.

Tragedi terbaru ini menambah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, karena infrastruktur sipil, termasuk lembaga pendidikan, terus menjadi sasaran utama dalam serangan udara dan darat militer Israel.

Komunitas internasional telah menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi agresi Israel, khususnya kehilangan nyawa tak bersalah, dan telah memanggil untuk gencatan senjata segera guna mencegah lebih banyak pertumpahan darah.

Jumlah kematian warga Palestina akibat dibunuh serangan Israel di Jalur Gaza telah mencapai 11.078 jiwa, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan di Gaza hari Jumat, (10/11/2023).

"Korban termasuk 4.506 anak-anak, 3.027 perempuan, dan 678 lansia, sementara 27.490 orang terluka," kata jubir Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudra, Jumat malam, (10/11/2023).

Dia mengatakan 2.700 orang, termasuk 1.500 anak-anak, juga dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan bangunan akibat serangan Israel, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Sabtu, (11/11/2023).

Baca Juga: Macron Minta Israel Hentikan Bunuh Bayi dan Perempuan di Gaza, Langsung 'Dihantam' Netanyahu

Lebih dari 50 korban yang ditemukan sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan lansia, dan mereka ditemukan di dalam sekolah saat berlindung dari serangan. (Sumber: WAFA)

"Agresi Israel telah menewaskan 198 dokter dan tenaga medis serta menghancurkan 53 ambulans," kata al-Qudra, "Israel menargetkan 135 lembaga kesehatan dan menonaktifkan 21 rumah sakit serta 47 pusat kesehatan primer," katanya.

Israel meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Menurut angka resmi, hampir 1.600 warga Israel tewas sejak saat itu.

Kementerian Kesehatan Palestina hari Jumat, (10/11/2023) mendesak campur tangan dunia untuk menghentikan "pembantaian" terhadap rumah sakit di Gaza di tengah pengepungan dan serangan Israel yang terus berlanjut.

Dalam pernyataannya, Menteri Kesehatan di Ramallah, Mai Al-Kaila, mendesak "dihentikannya pembantaian terhadap rumah sakit dan pasien, staf medis, dan warga sipil yang berlindung di rumah sakit," sambil menambahkan "bencana yang terjadi di Gaza sekarang belum pernah terjadi dalam sejarah Palestina dan dunia."

"Rumah sakit dikepung, dibom, dan orang-orang di dalamnya dibunuh di depan seluruh dunia, tanpa Israel mempertimbangkan hukum, moral, adab maupun adat. Ini adalah pembantaian," kata menteri tersebut.

Dia menjelaskan situasi saat ini adalah keputusan yang disengaja untuk membiarkan kematian, dengan mencatat kurangnya bahan bakar dan persediaan medis sebagai alasan meningkatnya kematian di antara luka-luka.

Selain jumlah korban yang besar dan pengungsian massal, pasokan dasar semakin menipis bagi 2,3 juta penduduk Gaza akibat pengepungan Israel

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : WAFA / Anadolu


TERBARU