> >

Israel Minta RS Anak di Gaza yang Tampung 70 Pasien dan 1000 Pengungsi Dievakuasi: "Pergi Sekarang!"

Kompas dunia | 7 November 2023, 20:54 WIB
Seorang anak empat tahun yang terluka akibat serangan udara Israel dirawat di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Deir Al-Balah, Jalur Gaza, Rabu (1/11/2023). (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)

 

GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel dilaporkan memerintahkan Rumah Sakit Anak Al-Rantisi di Jalur Gaza untuk melakukan evakuasi, Selasa (7/11/2023).

 

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebut Israel berniat mengebom rumah sakit kanker untuk anak-anak tersebut.

Evakuasi segera pun tidak dimungkinkan mengingat terdapat sekitar 70 anak yang dirawat dan 1.000 pengungsi yang berlindung di Rumah Sakit Anak Al-Rantisi.

Baca Juga: Sekjen PBB Sebut Gaza Jadi Kuburan Anak-Anak, tapi Dewan Keamanan Masih Bergeming

Jurnalis Al Jazeera di Gaza, Hani Mahmoud melaporkan, Israel meluncurkan “perang besar” terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Israel dilaporkan turut mengebom wilayah selatan Gaza yang mereka klaim akan menjadi “zona aman” evakuasi. Jalur Gaza yang kini dihuni sekitar 2,3 juta jiwa telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007.

“Sejam lalu, rumah sakit khusus anak-anak dengan kanker, Al-Rantisi, diperintahkan melakukan evakuasi segera, yang mana sangat sulit saat ini dengan 1.000 orang di sana,” kata Mahmoud.

“’Pergi sekarang juga’, begitu pesan mereka (Israel). Meskipun teror dan trauma akibat serangan udara terus berlanjut, Israel terus menyerang Gaza di mana pun,” lanjutnya.

Di lain sisi, banyak rumah sakit terpaksa berhenti beroperasi karena kekurangan obat-obatan atau bahan bakar.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sebagian dokter di fasilitas kesehatan yang tersisa terpaksa melakukan operasi, termasuk amputasi, tanpa obat bius.

“Ini adalah orang-orang yang menjaga sistem kesehatan tetap berjalan, dengan dedikasi, mereka menemukan cara untuk mempertahankan layanan tetap berlangsung pada tingkat tertentu,” kata perwakilan WHO, Christian Lindmeier.

WHO pun menyerukan agar pembatasan bantuan medis segera dicabut dan menyebut lebih dari 16 tenaga kesehatan tewas ketika merawat pasien.

Sejak menggempur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, militer Israel telah membunuh sekitar 10.328 jiwa, termasuk 4.237 anak-anak.

Sementara di Israel, serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober, dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Baca Juga: Kemlu Bantah Tuduhan Israel Soal Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dibangun di Atas Terowongan Hamas

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al Jazeera


TERBARU