Afrika Selatan Tuduh Israel Lakukan Genosida, Tarik Dubes dan Semua Staf Diplomatiknya dari Tel Aviv
Kompas dunia | 6 November 2023, 22:37 WIBNegara-negara tersebut termasuk Cile, Kolombia, dan Honduras. Sementara Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Pekan lalu, Israel mengkritik negara-negara Amerika Latin tersebut dan meminta Kolombia dan Cile untuk "secara tegas mengutuk Hamas."
Sementara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Senin, menyebut jumlah warga Palestina yang tewas akibat pembantaian Israel di Gaza dan Tepi Barat melampaui batas merah mengerikan.
Korban tewas mencapai 10.165 warga sipil, sementara sekitar 27.000 lainnya terluka.
Kementerian tersebut menyatakan dalam laporan hariannya, 10.010 warga Palestina tewas di Jalur Gaza, dan lebih dari 25.000 terluka.
Sementara di Tepi Barat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 155 warga sipil, dan yang terluka sekitar 2.250 orang sejak 7 Oktober, seperti dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.
Baca Juga: Ini Tuduhan Israel: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Sengaja Dibangun di Atas Terowongan Hamas
Lebih dari 70 persen korban tewas adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Laporan tersebut menjelaskan situasi masih sangat mengerikan di Gaza. Dokter-dokter masih terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi atau bius medis, termasuk operasi warga sipil yang terluka akibat bom, serta perempuan yang menjalani persalinan melalui operasi caesar.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menambahkan, 117.000 warga sipil kini telantar.
Personel medis dan kesehatan serta ribuan pasien terpaksa tinggal di fasilitas-fasilitas kesehatan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Selain itu, ada 1,5 juta orang yang kehilangan tempat tinggal atau lebih dari 70 persen dari populasi Gaza, di mana sekitar 690.400 pengungsi tinggal di 149 tempat perlindungan darurat yang dikelola UNRWA, badan PBB yang khusus bertugas mengurus pengungsi Palestina.
Sebanyak 121.750 orang tinggal di rumah sakit, gereja, dan bangunan publik lainnya, dan sekitar 99.150 di 82 sekolah non-UNRWA.
Sebanyak 600.000 orang lainnya tinggal dengan keluarga angkat. Sementara 150.000 orang pindah ke pusat perlindungan dalam beberapa hari terakhir untuk mencari makanan dan mendapatkan layanan dasar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press/WAFA