> >

Serangan Israel Bunuh Seluruh Keluarganya, Jurnalis Al-Jazeera: Mereka Balas Dendam lewat Anak Kami

Kompas dunia | 27 Oktober 2023, 10:02 WIB
Jurnalis Al Jazeera, Wael Al-Dahdouh (tengah), mengimami salat jenazah sebelum pemakaman istri, dua anak, dan cucunya di luar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Deir Al-Balah, selatan Jalur Gaza, Kamis (26/10/2023). Keluarga Wael terbunuh dalam serangan udara Israel ke kamp pengungsian Nuisserat, Rabu (25/10) malam waktu setempat. (Sumber: Ali Mahmoud/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Tragedi menyedihkan terjadi di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang berada di bawah blokade sejak 2006 dan kini didera serangan Israel.

Seluruh keluarga seorang jurnalis Al-Jazeera di Gaza tewas karena serangan Israel pada Rabu (25/10/2023).

Kepala biro Al-Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh, harus melihat istri, putra, putri, dan cucunya tewas karena serangan Israel. Ia menyebut Israel membalas dendam dengan menargetkan keluarganya.

“Mereka berusaha membalas dendam melalui anak-anak kami,” kata Dahdouh mengungkapkan kesedihannya atas serangan udara Israel yang membabi buta tersebut, dikutip dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Laut China Selatan Memanas, Joe Biden Sebut AS akan Bela Filipina jika Diserang China

Serangan itu terjadi beberapa pekan setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dilaporkan meminta Emir Qatar untuk mengurangi liputan Al-Jazeera mengenai serangan Israel ke Gaza.

Sejumlah jurnalis Palestina sudah menjadi korban serangan udara Israel ke Gaza.

Seperti dilaporkan Komite Perlindungan Jurnalis pada Rabu (5/10/2023), jumlah jurnalis yang sudah terbunuh telah bertambah menjadi 24 orang.

Ucapan simpati untuk Dahdouh pun berdatangan dari seluruh penjuru Gaza dan Timur Tengah.

“Israel berusaha untuk membungkam Wael dan seluruh suara rakyat Palestina yang mencoba melaporkan kenyataan hidup di bawah pendudukan dan perang," kata mahasiswa jurusan media dan komunikasi massa di Gaza, Ahmed Al-Yazil.

“Tetapi itu tak berhasil, bahkan jika itu berarti kami kehilangan orang yang dicintai dalam usaha menyusuri jalan tersebut,” tambahnya.

Sementara jurnalis Palestina dan penulis yang berbasis di Gaza, Mohammed R Mhawish, mengaku menonton laporan langsung Dahdouh saat wartawan senior itu mendengar seluruh keluarganya terbunuh.

Baca Juga: Korban Jiwa Serangan Israel ke Jalur Gaza Tembus 7.000, Termasuk 3.000 Anak-Anak

“Sebagai jurnalis dan penulis, Wael merupakan mercusuar pemberitaan yang berani dan jurnalisme yang autentik,” katanya.

“Saya sedang mendengarkan siaran langsung ketika ia menerima berita terbunuhnya seluru keluarganya. Sangat mengejutkan saya melihat tiba-tiba ia tak berbicara di layar,” sambung Mhawish.

Aya Mhanna, seorang psikolog klinis Lebanon yang tinggal di Istanbul, juga tak bisa menyembunyikan kesedihannya atas nasib Dahdouh.

“Instagram saya penuh dengan orang-orang yang membagikan (kisahnya) sejak kemarin. Ini menghancurkan hati saya,” tambahnya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU