> >

Pesawat Luar Angkasa Rusia Menabrak Bulan, Sempat Alami Situasi Tak Normal

Kompas dunia | 20 Agustus 2023, 21:00 WIB
Rusia meluncurkan roket Soyuz yang membawa pesawat luar angkasa Luna-25 di Vostochny Cosmodrome, Jumat (11/8/2023). (Sumber: Roscosmos State Space Corporation via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pesawat luar angkasa Rusia, Luna-25, menabrak bulan setelah berputar ke orbit yang tak terkendali.

Insiden tersebut diungkapkan Badan Luar Angkasa Rusia Roscosmos, Minggu (20/8/2023).

Pesawat tanpa awak itu diluncurkan dengan harapan menjadi yang pertama mendarat di Kutub Selatan bulan.

Area tersebut dipercaya oleh para ilmuwan memiliki cadangan penting bagi air yang membeku dan elemen lainnya,

Baca Juga: Bocah 6 Tahun Jadi Korban Serangan Rudal Rusia ke Chernihiv Ukraina, 7 Tewas Ratusan Terluka

Pesawat luar angkasa tersebut direncanakan untuk mendarat pada Senin (21/8/2023).

Namun, Roscosmos mengatakan kehilangan kontak dengan Luna-25, Sabtu (19/8/2023), setelah pesawat tersebut mengalami masalah dan situasi yang tak normal.

“Pesawat bergerak ke orbit yang tak dapat diprediksi dan tak ada lagi akibat tabrakan dengan permukaan bulam,” bunyi pernyataan Roscosmos dilansir dari Associated Press.

Luna-25 tengah bersaing dengan pesawat luar angkasa India yang diluncurkan 14 Juli lalu, untuk menjadi yang pertama mencapai Kutub Selatan bulan.

Keduanya diperkirakan mencapai bulan antara 21 Agustus dan 23 Agustus.

Misi ke bulan ini merupakan yang pertama bagi Rusia sejak 1976, ketika masih menjadi bagian Uni Sovyet.

Hanya tiga pemerintah dunia yang sukses mendarat di bulan, Uni Sovyet, Amerika Serikat, dan China.

Saat ini Kutub Selatan bulan menjadi ketertarikan peneliti.

Baca Juga: Rusia Kobarkan Permusuhan ke Inggris, Larang 54 Warga Raja Charles Masuk, Ada Jurnalis dan Politikus

Mereka percaya kawah kutub yang tertutup secara permanen mungkin mengandung air beku di bebatuan yang dapat diubah oleh penjelajah masa depan menjadi bahan bakar udara dan roket.

Upaya India sebelumnya untuk mendarat di Kutub Selatan pada 2019 berakhir saat pesawat luar angkasa mereka menabrak permukaan bulan.

Roscosmos mengatakan mereka ingin menunjukkan Rusia merupakan negara yang mampu mengirimkan muatan ke bulan.

Selain itu, juga memastikan jaminan akses Rusia ke permukaan bulan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU