> >

Prajurit AS yang Kabur ke Korea Utara saat Berwisata Baru Saja Menghadapi Tindakan Displin Militer

Kompas dunia | 19 Juli 2023, 02:45 WIB
Perbatasan Korea Selatan dan Utara di Panmunjom. Seorang prajurit Amerika Serikat melintasi perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin, dan belum ada rincian soal alasan atau bagaimana prajurit tersebut melintasi perbatasan atau apakah dia sedang bertugas. (Sumber: AP Photo)

SEOUL, KOMPAS.TV - Seorang prajurit Amerika Serikat (AS) yang menghadapi tindakan disiplin militer melarikan diri melintasi perbatasan yang sangat ketat dari Korea Selatan ke Korea Utara, kata pejabat AS, Selasa (18/7/2023). Ia menjadi orang AS pertama yang ditahan di Korea Utara dalam kurun lima tahun belakangan.

Dua pejabat AS menyatakan bahwa prajurit yang ditahan adalah Private 2nd Class Travis King, yang baru saja dibebaskan dari penjara Korea Selatan di mana dia ditahan atas tuduhan penyerangan dan sekarang menghadapi tindakan disiplin militer tambahan di AS.

King, yang berusia awal 20-an, diantar ke bandara untuk kembali ke Fort Bliss, Texas. Tetapi alih-alih naik pesawat, ia meninggalkan rombongan dan bergabung dengan tur desa perbatasan Korea Panmunjom, di mana ia melarikan diri melewati perbatasan, seperti laporan Associated Press, Rabu (19/7/2023)

Dalam konferensi pers di Pentagon, Selasa (18/7/2023), Menteri Pertahanan Lloyd Austin tidak menyebutkan nama King, tetapi mengonfirmasi bahwa seorang anggota dinas AS kemungkinan berada di tahanan Korea Utara.

"Kami terus memantau dan menyelidiki situasi ini serta berusaha memberi tahu keluarga dekat prajurit tersebut," ujar Austin, sambil menekankan yang terpenting adalah kesejahteraan prajurit itu. "Peristiwa ini akan berkembang dalam beberapa hari dan jam mendatang, dan kami akan memberi kabar kepada Anda."

Detail tentang King, termasuk kota kelahirannya dan tuduhan tambahan yang dihadapinya, belum tersedia secara langsung. Belum jelas juga bagaimana ia berhasil meninggalkan bandara ketika sedang diawasi.

Komando PBB yang dipimpin oleh AS menyatakan bahwa mereka percaya ia berada di tahanan Korea Utara, dan komando tersebut sedang bekerja dengan rekan-rekan mereka di Korea Utara untuk menyelesaikan insiden ini. Media negara Korea Utara belum segera melaporkan tentang penyeberangan perbatasan ini.

Baca Juga: Ancaman Korea Utara ke AS Serius, Tembakkan Rudal Balistik Hwasong-18 yang Sempat Terbang 74 Menit

Seorang prajurit Amerika Serikat melintasi perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin, dan belum ada rincian soal alasan atau bagaimana prajurit tersebut melintasi perbatasan atau apakah dia sedang bertugas. (Sumber: AP Photo)

Kasus-kasus orang Amerika atau orang Korea Selatan membelot ke Korea Utara jarang terjadi, meskipun lebih dari 30.000 orang Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan untuk menghindari penindasan politik dan kesulitan ekonomi sejak berakhirnya Perang Korea tahun 1950-1953.

Panmunjom, yang terletak di dalam Zona Demiliterisasi sepanjang 248 kilometer, secara bersama-sama diawasi oleh Komando PBB dan Korea Utara sejak dibuat pada akhir Perang Korea.

Insiden kekerasan dan tembakan kadang-kadang terjadi di sana, tetapi juga menjadi tempat berbagai pembicaraan dan menjadi objek wisata yang populer.

Dikenal dengan gubuk-gubuk biru yang terletak di atas pelat beton yang membentuk garis demarkasi, Panmunjom menarik pengunjung dari kedua sisi yang ingin melihat perbatasan terakhir Perang Dingin.

Tidak ada warga sipil yang tinggal di Panmunjom. Di masa lalu, tentara Korea Utara dan Korea Selatan berhadapan hanya dalam jarak meteran satu sama lain.

Tur ke sisi selatan desa tersebut dilaporkan menarik sekitar 100.000 pengunjung setiap tahun sebelum pandemi virus corona, ketika Korea Selatan membatasi kerumunan untuk melambatkan penyebaran Covid-19.

Tur tersebut kembali sepenuhnya tahun lalu. Selama periode keterlibatan antara Korea Selatan dan Korea Utara pada tahun 2018, Panmunjom adalah salah satu situs perbatasan yang menjalani operasi pembersihan ranjau oleh insinyur militer Korea Utara dan Korea Selatan karena kedua negara berjanji untuk mengubah desa tersebut menjadi "zona perdamaian" di mana turis dari kedua sisi dapat bergerak dengan lebih bebas.

Baca Juga: Inilah Cara Korea Selatan Sukses Mendaur Ulang Limbah Makanan Jadi Cuan, Kota New York Mencontohnya

Seorang prajurit Amerika Serikat melintasi perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin, dan belum ada rincian soal alasan atau bagaimana prajurit tersebut melintasi perbatasan atau apakah dia sedang bertugas. (Sumber: AP Photo)

Pada November 2017, tentara Korea Utara menembakkan 40 kali tembakan ketika salah satu rekan mereka berlari ke arah Selatan. Prajurit itu terkena lima kali tembakan sebelum ditemukan di bawah tumpukan daun di sisi selatan Panmunjom. Dia selamat dan sekarang berada di Korea Selatan.

Insiden paling terkenal di Panmunjom terjadi pada Agustus 1976, ketika dua perwira tentara Amerika tewas oleh tentara Korea Utara yang membawa kapak.

Perwira AS tersebut telah dikirim untuk memangkas pohon setinggi 12 meter yang menghalangi pandangan dari pos pemeriksaan. Serangan itu mendorong Washington untuk menerbangkan pembom B-52 yang bersenjata nuklir ke DMZ untuk mengintimidasi Korea Utara.

Panmunjom juga merupakan tempat penandatanganan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea. Gencatan senjata tersebut belum digantikan dengan perjanjian perdamaian, sehingga Semenanjung Korea secara teknis masih dalam keadaan perang. AS masih menempatkan sekitar 28 ribu tentara di Korea Selatan.

Pada masa Perang Dingin, ada sejumlah kecil prajurit AS yang pergi ke Korea Utara, termasuk Charles Jenkins, yang melarikan diri dari pos militer di Korea Selatan pada tahun 1965 dan melintasi DMZ.

Dia muncul dalam film propaganda Korea Utara dan menikahi seorang mahasiswa perawat Jepang yang telah diculik dari Jepang oleh agen Korea Utara. Ia meninggal di Jepang pada tahun 2017.

Baca Juga: Banjir Korea Selatan: Terowongan Terendam hingga 4 Meter, 7 Mayat Ditemukan

Seorang prajurit Amerika Serikat melintasi perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin, dan belum ada rincian soal alasan atau bagaimana prajurit tersebut melintasi perbatasan atau apakah dia sedang bertugas. (Sumber: AP Photo)

Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa warga sipil Amerika telah ditangkap di Korea Utara setelah diduga memasuki negara tersebut dari Tiongkok.

Mereka kemudian dihukum karena spionase, subversi, dan tindakan anti-negara lainnya, tetapi sering dibebaskan setelah AS mengirim misi yang berpengaruh tinggi untuk menjamin kebebasan mereka.

Pada Mei 2018, Korea Utara membebaskan tiga tahanan Amerika, Kim Dong Chul, Tony Kim, dan Kim Hak Song, yang kembali ke AS dengan pesawat bersama mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo selama periode hubungan hangat antara kedua negara yang singkat.

Kemudian pada tahun 2018, Korea Utara mengusir warga AS, Bruce Byron Lowrance. Sejak pengusirannya, tidak ada laporan tentang warga Amerika lain yang ditahan di Korea Utara sebelum insiden pada hari Selasa.

Pembebasan mereka menjadi kontras yang mencolok dengan nasib Otto Warmbier, mahasiswa universitas Amerika yang meninggal pada tahun 2017 beberapa hari setelah dibebaskan oleh Korea Utara dalam kondisi koma setelah 17 bulan mendekam di penjara. Warmbier dan tahanan Amerika sebelumnya di Korea Utara dipenjara atas berbagai tuduhan kejahatan, termasuk subversi, kegiatan anti-negara, dan mata-mata.

AS, Korea Selatan, dan negara-negara lain telah menuduh Korea Utara menggunakan tahanan asing untuk memaksa konsesi diplomatis. Beberapa warga asing telah mengatakan setelah dibebaskan bahwa pernyataan kesalahan mereka dipaksa saat berada dalam tahanan Korea Utara.

Penyeberangan perbatasan pada hari Selasa terjadi selama ketegangan terkait uji coba rudal Korea Utara sejak awal tahun lalu. Kapal selam nuklir Amerika Serikat mengunjungi Korea Selatan pada hari Selasa untuk pertama kalinya dalam empat dekade sebagai upaya penangkalan terhadap Korea Utara.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU