> >

Prajurit AS yang Kabur ke Korea Utara saat Berwisata Baru Saja Menghadapi Tindakan Displin Militer

Kompas dunia | 19 Juli 2023, 02:45 WIB
Perbatasan Korea Selatan dan Utara di Panmunjom. Seorang prajurit Amerika Serikat melintasi perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin, dan belum ada rincian soal alasan atau bagaimana prajurit tersebut melintasi perbatasan atau apakah dia sedang bertugas. (Sumber: AP Photo)

Pada November 2017, tentara Korea Utara menembakkan 40 kali tembakan ketika salah satu rekan mereka berlari ke arah Selatan. Prajurit itu terkena lima kali tembakan sebelum ditemukan di bawah tumpukan daun di sisi selatan Panmunjom. Dia selamat dan sekarang berada di Korea Selatan.

Insiden paling terkenal di Panmunjom terjadi pada Agustus 1976, ketika dua perwira tentara Amerika tewas oleh tentara Korea Utara yang membawa kapak.

Perwira AS tersebut telah dikirim untuk memangkas pohon setinggi 12 meter yang menghalangi pandangan dari pos pemeriksaan. Serangan itu mendorong Washington untuk menerbangkan pembom B-52 yang bersenjata nuklir ke DMZ untuk mengintimidasi Korea Utara.

Panmunjom juga merupakan tempat penandatanganan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea. Gencatan senjata tersebut belum digantikan dengan perjanjian perdamaian, sehingga Semenanjung Korea secara teknis masih dalam keadaan perang. AS masih menempatkan sekitar 28 ribu tentara di Korea Selatan.

Pada masa Perang Dingin, ada sejumlah kecil prajurit AS yang pergi ke Korea Utara, termasuk Charles Jenkins, yang melarikan diri dari pos militer di Korea Selatan pada tahun 1965 dan melintasi DMZ.

Dia muncul dalam film propaganda Korea Utara dan menikahi seorang mahasiswa perawat Jepang yang telah diculik dari Jepang oleh agen Korea Utara. Ia meninggal di Jepang pada tahun 2017.

Baca Juga: Banjir Korea Selatan: Terowongan Terendam hingga 4 Meter, 7 Mayat Ditemukan

Seorang prajurit Amerika Serikat melintasi perbatasan Korea Selatan ke Korea Utara, melakukannya dengan sengaja dan tanpa izin, dan belum ada rincian soal alasan atau bagaimana prajurit tersebut melintasi perbatasan atau apakah dia sedang bertugas. (Sumber: AP Photo)

Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa warga sipil Amerika telah ditangkap di Korea Utara setelah diduga memasuki negara tersebut dari Tiongkok.

Mereka kemudian dihukum karena spionase, subversi, dan tindakan anti-negara lainnya, tetapi sering dibebaskan setelah AS mengirim misi yang berpengaruh tinggi untuk menjamin kebebasan mereka.

Pada Mei 2018, Korea Utara membebaskan tiga tahanan Amerika, Kim Dong Chul, Tony Kim, dan Kim Hak Song, yang kembali ke AS dengan pesawat bersama mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo selama periode hubungan hangat antara kedua negara yang singkat.

Kemudian pada tahun 2018, Korea Utara mengusir warga AS, Bruce Byron Lowrance. Sejak pengusirannya, tidak ada laporan tentang warga Amerika lain yang ditahan di Korea Utara sebelum insiden pada hari Selasa.

Pembebasan mereka menjadi kontras yang mencolok dengan nasib Otto Warmbier, mahasiswa universitas Amerika yang meninggal pada tahun 2017 beberapa hari setelah dibebaskan oleh Korea Utara dalam kondisi koma setelah 17 bulan mendekam di penjara. Warmbier dan tahanan Amerika sebelumnya di Korea Utara dipenjara atas berbagai tuduhan kejahatan, termasuk subversi, kegiatan anti-negara, dan mata-mata.

AS, Korea Selatan, dan negara-negara lain telah menuduh Korea Utara menggunakan tahanan asing untuk memaksa konsesi diplomatis. Beberapa warga asing telah mengatakan setelah dibebaskan bahwa pernyataan kesalahan mereka dipaksa saat berada dalam tahanan Korea Utara.

Penyeberangan perbatasan pada hari Selasa terjadi selama ketegangan terkait uji coba rudal Korea Utara sejak awal tahun lalu. Kapal selam nuklir Amerika Serikat mengunjungi Korea Selatan pada hari Selasa untuk pertama kalinya dalam empat dekade sebagai upaya penangkalan terhadap Korea Utara.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU