> >

Trauma Dibombardir Amerika, PM Kamboja Minta Ukraina Tak Pakai Bom Curah AS

Kompas dunia | 9 Juli 2023, 19:10 WIB
Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen mendesak Ukraina tidak memakai bom curah atau cluster munition yang akan dikirimkan Amerika Serikat (AS). Bom jenis itu dapat gagal meledak dan membahayakan warga sipil hingga bertahun-tahun pasca-perang.  (Sumber: Ukraine Military)

PHNOM PENH, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen mendesak Ukraina tidak memakai bom curah atau cluster munition yang akan dikirimkan Amerika Serikat (AS).

Bom jenis itu dapat gagal meledak dan membahayakan warga sipil hingga bertahun-tahun pasca-perang.

Sebelumnya, pada Jumat (7/7/2023), pemerintah AS mengonfirmasi akan mengirimkan paket bom curah ke Ukraina untuk menghadapi Rusia.

Kebijakan pemerintahan Joe Biden ini dikecam berbagai pihak, terutama dari organisasi-organisasi hak asasi manusia.

Hun Sen menyebut penggunaan bom curah justru akan membahayakan Ukraina, bahkan hingga "ratusan tahun" setelah perang selesai.

Baca Juga: Kekurangan Amunisi, Joe Biden Bela Keputusan Kirim Senjata Terlarang Bom Curah ke Ukraina

"Itu akan menjadi bahaya terbesar bagi rakyat Ukraina selama bertahun-tahun hingg ratusan tahun jika bom curah digunakan di teritori Ukraina yang diduduki Rusia," kata Hun Sen dikutip Al Jazeera, Minggu (9/7/2023).

Hun Sen mengingatkan Ukraina akan "pengalaman menyakitkan" Kamboja yang pernah dibombardir AS pada 1970-an.

Bom curah AS yang menjadi "warisan" menewaskan atau melukai puluhan ribu rakyat Kamboja hingga berdekade-dekade setelahnya.

"Sudah lebih dari setengah abad terlewati. Tidak ada cara untuk menghancurkan itu (sisa bom curah yang gagal meledak) semua," kata Hun Sen.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV/Al Jazeera


TERBARU