> >

Kasus-kasus Miris Penegak Hukum di India Memperkosa, Meminta Menikahi Korban hingga Komentar Buruk

Kompas dunia | 5 Juni 2023, 11:34 WIB
Ilustrasi. Seorang demonstran membentangkan poster protes tentang pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan terhadap seorang perempuan Dalit di Bengaluru, India, Oktober 2020. Pada April 2022, seorang polisi di Uttar Pradesh, India, diduga memperkosa korban pemerkosaan yang melaporkan kasus kepadanya. (Sumber: Aijaz Rahi/Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus seorang anak di bawah umur yang diperkosa oleh 11 orang di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, terus menjadi sorotan. Bukan saja pelakunya yang punya jabatan, dari kepala desan hingga anggota Brimob, tapi juga karena Kapolda Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Agus Nugroho menyebut kasus tersebut bukan pemerkosaan tapi persetubuhan

"Tindakan para tersangka dilakukan sendiri-sendiri, tidak secara paksa melainkan ada bujuk rayuan dan iming-iming bahkan dijanjikan menikah," kata Agus. Pernyataan ini menimbulkan polemik.

Di India, kasus pemerkosaan yang melibatkan penegak hukum tak kalah mirisnya. Sebut saja pada 2022 silam, seorang polisi di negara bagian Utarr Pradesh, utara India, tengah diburu usai diduga memerkosa seorang korban pemerkosaan yang melapor kepadanya. Anggota polisi yang tidak diungkapkan namanya itu diduga memerkosa seorang gadis 13 tahun yang sebelumnya diperkosa empat pria.

Sebagaimana diwartakan BBC, Rabu 4 Mei 2022, gadis itu melapor ke kepolisian distrik Lalitpur didampingi bibinya pada bulan lalu. Walaupun berniat melayangkan aduan perkosaan, gadis itu diduga justru diperkosa polisi yang menerima laporan.

Berita pemerkosaan korban pemerkosaan oleh polisi ini pun memicu kemarahan publik India. Seorang pejabat kepolisian Uttar Pradesh mengaku, keanggotaan polisi itu tengah diskors dan kasus kriminal terhadapnya telah didaftarkan.

Baca Juga: Ditangkap, Satu Pelaku Pemeras Pelaku Perkosaan di Brebes, Ngaku Cuma Terima Rp1,6 Juta

Setahun sebelumnya, seorang hakim dari Pengadilan Tinggi India dikecam dan diminta untuk mundur karena caranya menangani kasus pemerkosaan. Hakim Sharad Bobde mendapatkan surat terbuka yang berisi kemarahan yang juga memintanya menarik pernyataan dan meminta maaf.

Hal itu terkait permintaan kontroversialnya terhadap pelaku pemerkosaan untuk menikahi korbannya. Pernyataannya itu dia utarakan saat menjadi hakim kepala, dari kasus pemerkosaan yang dilakukan lelaki berusia 23 tahun kepada seorang gadis.

“Jika Anda ingin menikahinya kami bisa membantu. Jika tidak, Anda akan kehilangan pekerjaan dan pergi ke penjara,” tutur Bobde dikutip dari BBC.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU