Militer Sudan Batalkan Perundingan Gencatan Senjata dengan Kubu Paramiliter, Ini Sebabnya
Kompas dunia | 31 Mei 2023, 22:07 WIB"Harapannya adalah dengan terus mempertahankan percakapan antara kedua belah pihak, prospek tercapainya perjanjian yang lebih dihormati akan meningkat seiring waktu."
Sejak pertempuran pecah antara kekuatan keamanan yang bersaing pada 15 April, lebih dari 1.800 orang tewas, menurut Armed Conflict Location and Event Data Project.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari satu juta orang menjadi pengungsi internal dan hampir 350.000 orang melarikan diri ke luar negeri, termasuk lebih dari 170.000 orang ke Mesir.
Lebih dari setengah populasi, 25 juta orang, kini membutuhkan bantuan dan perlindungan, kata PBB.
Beberapa distrik di Khartoum tidak lagi memiliki pasokan air, listrik hanya tersedia beberapa jam seminggu, dan tiga perempat rumah sakit di zona pertempuran tidak beroperasi.
Baca Juga: Arab Saudi Murka, Mengutuk Keras Serangan terhadap Kedutaan Besar Qatar di Sudan
Banyak keluarga yang terus bersembunyi di rumah mereka, membatasi penggunaan air dan listrik sambil berusaha keras menghindari tembakan sembarangan di kota dengan populasi lebih dari lima juta orang, hampir 700.000 orang di antaranya telah melarikan diri, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di Darfur, di perbatasan barat Sudan dengan Chad, pertempuran yang berlanjut "dengan jelas mengabaikan komitmen gencatan senjata," kata Toby Harward dari badan pengungsi PBB.
Pertempuran yang terus berlanjut telah menghambat pengiriman bantuan dan perlindungan yang dibutuhkan oleh 25 juta orang, lebih dari setengah populasi, menurut PBB.
Meskipun kebutuhan semakin meningkat, PBB mengatakan hanya menerima 13 persen dari $2,6 miliar yang dibutuhkan.
PBB telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa pertempuran di kota-kota utama Darfur juga melibatkan mantan pejuang pemberontak dan milisi yang direkrut berdasarkan latar belakang etnis selama konflik yang menghancurkan di wilayah tersebut pada pertengahan 2000-an.
Gubernur pro-angkatan darat Darfur, Mini Minawi, seorang mantan pemimpin pemberontak, telah mendesak warga untuk "mengambil senjata" untuk membela properti mereka.
Sudan dapat terjerumus ke dalam "perang saudara total," peringatkan Forces for Freedom and Change, blok sipil utama yang digulingkan dari kekuasaan oleh al-Burhan dan Daglo dalam kudeta tahun 2021 sebelum kedua pria tersebut berselisih.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24