Ketegangan antara Kosovo dan Serbia Terus Berlanjut dan Makin Genting, Ini Sejarah dan Penjelasannya
Kompas dunia | 31 Mei 2023, 07:35 WIBBaca Juga: Korban Luka Pasukan PBB di Kosovo Utara Jadi 30 Orang akibat Bentrokan Berdarah dengan Etnis Serbia
Jelas Ada Konflik Etnis di Kosovo, Namun Seberapa Dalam Konflik Etnis Tersebut?
Perselisihan mengenai Kosovo sudah berusia berabad-abad. Serbia menganggap wilayah tersebut sebagai pusat kedaulatan dan pusat agama.
Banyak biara Kristen Ortodoks Serbia yang bersejarah berada di Kosovo. Kaum nasionalis Serbia melihat pertempuran pada tahun 1389 melawan Kesultanan Utsmaniyah di sana sebagai simbol perjuangan nasional.
Mayoritas etnis Albania di Kosovo menganggap Kosovo sebagai negara mereka dan menuduh Serbia melakukan pendudukan dan penindasan. Pemberontak etnis Albania melancarkan pemberontakan tahun 1998 untuk mengusir pemerintahan Serbia.
Respons brutal Belgrade memicu intervensi NATO tahun 1999, yang memaksa Serbia mundur dan menyerahkan kendali kepada pasukan penjaga perdamaian internasional.
Upaya yang Dilakukan Untuk Menyelesaikan Konflik di Kosovo
Terdapat upaya internasional yang terus-menerus dilakukan untuk mencari titik temu antara kedua musuh masa perang ini, tetapi belum ada kesepakatan komprehensif yang final sampai saat ini.
Pejabat Uni Eropa memediasi negosiasi yang bertujuan memperbaiki hubungan antara Serbia dan Kosovo. Banyak kesepakatan dicapai selama negosiasi, tetapi jarang dilaksanakan di lapangan. Beberapa wilayah telah melihat hasilnya, seperti pengenalan kebebasan bergerak di dalam negeri.
Baca Juga: Balkan Memanas! Serbia Siagakan Militer dalam Kondisi Siap Tempur di Perbatasan Kosovo, Ada Apa?
Pemain Utama Konflik di Kosovo
Baik Kosovo maupun Serbia dipimpin oleh pemimpin nasionalis yang belum menunjukkan kesiapan untuk berkompromi.
Di Kosovo, Albin Kurti, seorang mantan pemimpin protes mahasiswa dan tahanan politik di Serbia, memimpin pemerintahan dan menjadi negosiator utama dalam perundingan yang dimediasi oleh Uni Eropa.
Ia juga dikenal sebagai pendukung keras penyatuan Kosovo dengan Albania dan menentang setiap kompromi dengan Serbia.
Serbia dipimpin oleh Presiden populis Aleksandar Vucic, yang pernah menjabat sebagai menteri informasi selama perang di Kosovo.
Mantan ultranasionalis ini bersikeras solusi apapun harus melalui kompromi agar solusi bisa bertahan dan mengatakan negaranya tidak akan berdamai kecuali mendapatkan sesuatu.
Ini yang akan Terjadi Selanjutnya
Pejabat internasional berharap dapat mempercepat negosiasi dan mencapai solusi dalam beberapa bulan mendatang.
Kedua negara harus memperbaiki hubungan mereka jika ingin maju menuju keanggotaan Uni Eropa. Jika tidak ada terobosan besar, maka ketidakstabilan yang berkepanjangan, penurunan ekonomi, dan potensi bentrokan terus-menerus akan terjadi.
Intervensi militer Serbia di Kosovo akan berarti bentrokan dengan pasukan penjaga perdamaian NATO yang berada di sana.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press