Penelitian Terbaru: Tindakan Sederhana Dapat Cegah 1 Juta Kematian Bayi Baru Lahir Setiap Tahun
Kompas dunia | 9 Mei 2023, 12:34 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Memberikan perawatan kesehatan yang sederhana dan murah kepada ibu hamil dapat mencegah lebih dari satu juta kematian bayi saat lahir di negara-negara berkembang setiap tahun, menurut penelitian baru yang dirilis Selasa (9/5/2023) seperti laporan France24.
Delapan tindakan terbukti dan mudah dilaksanakan dapat mencegah lebih dari 565.000 kematian bayi yang masih dalam kandungan di negara-negara tersebut, menurut serangkaian makalah yang diterbitkan dalam jurnal Lancet.
Tindakan-tindakan tersebut meliputi pemberian suplemen mikronutrien, protein dan energi, aspirin dosis rendah, hormon progesteron, edukasi tentang bahaya merokok, dan pengobatan untuk malaria, sifilis, dan bakteri dalam urine.
Kematian lebih dari 475.000 bayi yang baru lahir juga dapat dicegah, menurut penelitian tersebut, jika steroid tertentu banyak tersedia bagi ibu hamil dan jika dokter tidak terlalu cepat menggulung atau memotong tali pusar bayi.
Menurut "Kolese Obstetri dan Ginekologi Amerika Serikat" atau ACOG, penundaan penggulungan atau pemotongan tali pusar pada bayi yang lahir cukup bulan terbukti dalam beberapa studi ilmiah meningkatkan kadar hemoglobin saat lahir dan meningkatkan simpanan zat besi dalam beberapa bulan pertama kehidupan, yang dapat memberikan efek yang menguntungkan pada hasil perkembangan bayi.
Tim peneliti internasional juga memperkirakan seperempat bayi di dunia lahir prematur atau kekurangan berat badan, dan hampir tidak ada kemajuan yang dicapai dalam hal ini.
Para peneliti menyerukan peningkatan perawatan kepada ibu hamil dan bayi selama kehamilan dan persalinan di 81 negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Baca Juga: Zoonomia, Penelitian Genetik yang Ungkap Wawasan Baru Manusia dan Hewan
Menerapkan perubahan ini hanya akan memakan biaya sekitar US$1,1 miliar, kata para peneliti.
Ini adalah "sebagian kecil dari program kesehatan lainnya," kata Per Ashorn, penulis utama studi dan profesor di Universitas Tampere, Finlandia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : France24 / The Lancet