> >

Tentara Sudan dan Lawannya Perpanjang Gencatan Senjata, Bentrok Masih Berlangsung

Kompas dunia | 1 Mei 2023, 07:57 WIB
Sebuah pesawat membawa delapan ton bantuan medis darurat mendarat hari Minggu (30/4/2023) di Sudan untuk memasok rumah sakit yang hancur akibat lebih dari dua minggu pertempuran antara pasukan militer dan pasukan paramiliter.  (Sumber: ICRC)

KHARTOUM, KOMPAS.TV - Tentara Sudan dan lawan mereka yang merupakan pasukan paramiliter mengatakan bahwa mereka akan memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam lagi, Minggu (30/4). 

Keputusan ini mengikuti tekanan internasional untuk mengizinkan warga sipil meninggalkan negara tersebut dengan aman. Namun sejauh ini gencatan senjata tidak menghentikan bentrokan.

Konflik di Sudan meletus pada 15 April antara tentara negara dan pasukan paramiliternya, dan mengancam akan mendorong Sudan ke dalam perang saudara yang berkecamuk. PBB memperingatkan pada hari Minggu bahwa krisis kemanusiaan di Sudan sudah berada pada titik puncak.

Baca Juga: Bantuan Medis Darurat dari Komite Palang Merah Tiba di Sudan Saat Pertempuran Berkecamuk Sengit

"Skala dan kecepatan yang terjadi di Sudan belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths seperti dikutip dari Associated Press.

Dia mengatakan air dan makanan menjadi semakin sulit ditemukan di kota-kota negara itu, terutama di ibu kota, Khartoum. Mereka juga mengalami kekurangan perawatan medis dasar yang membuat banyak orang meninggal. 

Lebih dari dua pertiga rumah sakit di daerah tempur tidak dapat berfungsi karena kekurangan pasokan medis, petugas kesehatan, air dan listrik.

Griffiths mengatakan bahwa “penjarahan besar-besaran” pasokan bantuan telah menghambat upaya untuk membantu warga sipil.

Minggu pagi, sebuah pesawat yang membawa delapan ton bantuan medis darurat mendarat di Sudan untuk memasok rumah sakit yang hancur akibat pertempuran, menurut Komite Palang Merah Internasional, yang mengatur pengiriman itu. 

Pasokan yang diangkut dengan udara adalah peralatan anestesi, pembalut, jahitan, dan bahan bedah lainnya. Menurut Palang Merah Internasional, peralatan ini cukup untuk merawat lebih dari 1.000 orang yang terluka dalam konflik tersebut.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU