China Sebut Sudah Terbuka dan Transparan Tentang Asal Usul Covid-19, Benarkah?
Kompas dunia | 1 Maret 2023, 07:15 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China menolak anggapan bahwa pandemi Covid-19 terjadi karena adanya kebocoran laboratorium. Mereka menyatakan telah berlaku terbuka dan transparan dalam menyelidiki asal usul virus Covid-19.
Pernyataan ini menyusul adanya laporan dari Departemen Energi Amerika Serikat (AS) yang menyatakan dengan ‘keyakinan rendah’ bahwa pandemi dimulai dari kebocoran virus di laboratorium di Wuhan, China.
Laporan tersebut belum dipublikasikan dan para pejabat AS menekankan bahwa institusi di AS belum menyepakati tentang asal usul virus Covid-19.
“China telah membagikan sebagian besar data hasil penelitian tentang pelacakan virus dan memberikan kontribusi penting untuk penelitian pelacakan virus global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning Mao, Selasa (28/2/2022), seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Akurasi Angka Resmi Covid-19 Diragukan, China akan Ukur Jumlah Kematian Berlebih akibat Virus Corona
Pejabat AS dan anggota Kongres menuduh China tidak sepenuhnya kooperatif dengan penyelidikan tentang asal-usulnya.
Sebuah kelompok ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tahun lalu menyatakan bahwa data penting untuk menjelaskan bagaimana awal mula pandemi masih hilang.
Para ilmuwan mengutip jalan penelitian yang diperlukan, termasuk studi yang mengevaluasi peran hewan liar dan studi lingkungan di tempat-tempat di mana virus mungkin pertama kali menyebar.
The Associated Press sebelumnya melaporkan bahwa pemerintah China secara ketat mengontrol penelitian tentang asal-usul pandemi, membatasi beberapa pekerjaan dan mempromosikan teori alternatif bahwa virus itu bisa saja berasal dari luar negeri.
“Mempolitisasi masalah pelacakan virus tidak akan mencoreng China tetapi hanya akan merusak kredibilitas AS sendiri,” kata Mao.
Kesimpulan Departemen Energi AS pertama kali dilaporkan pada akhir pekan lalu di The Wall Street Journal. Laporan rahasia itu menyatakan bahwa data yang mereka peroleh berdasarkan pada intelijen baru.
Pejabat Gedung Putih pada Senin (27/2) awal pekan ini menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, mengatakan pada hari Senin bahwa tidak ada konsensus dari komunitas intelijen tentang asal-usul virus Covid-19.
Baca Juga: AS Larang TikTok, China: Negara Adidaya kok Takut Aplikasi Anak Muda
Pada tahun 2021, para pejabat merilis ringkasan laporan intelijen yang mengatakan empat anggota komunitas intelijen AS percaya dengan keyakinan rendah bahwa virus pertama kali ditularkan dari hewan ke manusia. Seperlima dari mereka percaya dengan keyakinan sedang bahwa infeksi manusia pertama dikaitkan dengan laboratorium.
Beberapa ilmuwan terbuka untuk teori kebocoran laboratorium, tetapi banyak ilmuwan percaya bahwa virus itu berasal dari hewan, bermutasi, dan melompat ke manusia, seperti yang terjadi pada virus-virus sebelumnya di masa lalu. Para ahli mengatakan asal muasal virus mungkin tidak dapat diketahui sampai bertahun-tahun.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada
Sumber : The Associated Press