Kisah Traumatis Anak Korban Gempa Turki dan Suriah, Banyak yang Alami Gangguan Mental
Kompas dunia | 25 Februari 2023, 13:35 WIB“Ia ingin membeli mainan mobil hot wheels kecil yang Hammoudeh (panggilan saudara laki-lakinya Mohammed) letakkan di raknya agar dapat melihat dan mengingatnya,” ujar Sharif.
“Saya mencoba untuk membuatnya tertawa, tetapi tidak seperti sebelumnya,” tambahnya.
Menurut UNICEF, sekitar 4,6 juta anak tinggal di sepuluh provinsi Turki yang terdampak gempa bumi, dan sekitar 2,5 juta anak-anak terdampak di Suriah.
Juru bicara Save the Children di Turki, Oben Coban, mengatakan banyak korban gempa memperlihatkan tanda-tanda post-traumatic stress disorder (PTSD), khususnya anak-anak, dan banyak dari mereka yang kehilangan orang tuanya.
“Apa yang kami lihat adalah anak-anak yang kehilangan pendidikan, keluarga, dan harapan mereka, dan kini mereka harus berjuang untuk menemukan alasan bertahan di dunia,” ujarnya.
“Saat ini, yang terpenting adalah mempertahankan kehidupan mereka dan harapan untuk masa depan,” tambah Coban.
Sedangkan di Suriah, yang sebelum gempa sudah dilanda krisis akibat perang sipil selama 12 tahun, insiden ini membuat usaha memulihkan mereka dari PTSD menjadi terhambat.
Baca Juga: Pesawat Angkatan Laut AS Diadang Jet Tempur China, Laut China Selatan Semakin Panas?
Menurut psikolog trauma, Dr. Alexandra Chen yang merawat korban gempa, banyak anak dan keluarga yang berusaha pulih dari PTSD dan trauma akibat luka karena perang, harus kembali ke mode bertahan hidup.
“Bagi orang-orang yang perlahan mulai pulih dan mendapatkan kembali rasa normal dan membangun kembali kehidupan mereka selama dekade terakhir, (gempa) ini menakutkan dan membuat tak stabil bagi bagi anak-anak maupun orang dewasa,” ujar Chen.
“Beberapa masih dalam penyangkalan, sementara yang lain mengalami halusinasi,” tambahnya.
Dilaporkan jumlah korban jiwa karena gempa Turki dan Suriah saat ini telah melebihi 47.000 orang.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : CNN