> >

Elon Musk Bikin Jajak Pendapat di Twitter, Hasilnya 57,5 Persen Bilang Dia Harus Mundur dari Pos CEO

Kompas dunia | 19 Desember 2022, 21:34 WIB
Logo Twitter tampak di kantor pusat perusahaan tersebut di San Francisco, California, AS, Kamis (27/10/2022). CEO Twitter Elon Musk membuat jajak pendapat daring di Twitter tentang apakah ia harus mundur dari posisi puncak perusahaan media sosial tersebut atau tidak. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Platform-platform media sosial yang dilarang termasuk Facebook, Instagram, Mastodon, Tribel, Nostr, Post, dan Truth Social-nya Donald Trump.

Namun, Twitter tidak menjelaskan mengapa mereka tidak melarang platform serupa seperti TikTok dan LinkedIn.

Kebijakan kontroversial itu membuat banyak pendukung Musk menanggalkan dukungan untuk CEO Tesla itu. Kontroversi ini membuat Musk berjanji untuk membatalkan kebijakan larangan tautan ke media sosial rival.

Sejak mengambil alih Twitter pada Oktober lalu, kebijakan Musk kerap memicu kontroversi. Walaupun mengeklaim mendukung "kebebasan berbicara", miliarder AS ini menangguhkan akun jurnalis dan akun yang menampilkan perjalanan jet pribadinya dengan menggunakan data publik.

Kerapnya perubahan kebijakan pun membuat banyak pengguna kebingungan tentang apa yang dibolehkan di platform tersebut.

Ketika terlibat debat terbuka dengan pengguna Twitter pada Minggu (18/12) lalu, Musk mengaku pesimistis dengan kans CEO baru Twitter.

Ia menyebut seseorang yang menggantikannya mesti "menyukai rasa sakit" untuk menjalankan perusahaan "yang sejak lama berada di jalur cepat kebangkrutan."

"Tidak ada yang menginginkan pekerjaan ini yang benar-benar bisa menjaga Twitter tetap hidup. Tidak ada suksesor," cuit Musk.

Baca Juga: Rencana Elon Musk Bikin Cuitan Twitter Jadi 4.000 Karakter

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU