Diikat Perjanjian Tak Boleh Gunakan Senjata, Tentara China dan India Bentrok Pakai Pentungan
Kompas dunia | 14 Desember 2022, 22:30 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Bentrokan antara tentara China dan India di dekat Garis Kontrol Aktual (LAC), kawasan perbatasan yang disengketakan kedua negara dilaporkan kembali pecah pada 9 Desember 2022 lalu. Hingga berita ini diturunkan, belum ada detail yang tersedia mengenai terjadinya bentrokan tersebut.
Otoritas China dan India sebatas mengonfirmasi terjadinya insiden itu dan menyampaikan, tentara di kedua pihak mengalami luka ringan. Perselisihan ini pun kemudian diselesaikan via kanal diplomatik.
Tiadanya korban jiwa atau luka serius dari bentrokan tentara China vs India dikarenakan kedua pihak tidak menggunakan senjata api untuk bentrok. Walaupun China dan India menerjunkan tentara dengan senjata lengkap termasuk alat berat seperti tank, kedua pihak terikat perjanjian untuk tidak menggunakan senjata ketika bentrok.
Belum diketahui bagaimana bentrokan yang terjadi pada 9 Desember 2022 lalu. Namun, dalam beberapa kesempatan, tentara China dan India diketahui adu pukul, menggunakan pentungan, dan saling lempar batu saat bentrok di LAC.
Baca Juga: Duduk Perkara Bentrok Tentara China vs India di Perbatasan: Rebutan Wilayah Bekas Perang 1962
Usai bentrokan akhir tahun ini dikonfirmasi, juga beredar sebuah video yang memperlihatkan tentara China dan India saling pentung di sektor Tawang, LAC.
Melansir NDTV, otoritas India menyebut video itu adalah rekaman bentrok tahun 2021.
Berikut penjelasan mengapa tentara China dan India tidak memakai senjata api atau perlengkapan milliter saat saling serang di perbatasan.
Perjanjian China-India 1996 tentang tindakan militer di LAC
China dan India sendiri terikat perjanjian sejak 1993 untuk senantiasa menjaga perdamaian sejak 1993. Pada 1996, perjanjian itu ditindaklanjuti dengan kesepakatan protokoler mengenai tindakan militer di perbatasan yang disengketakan China-India.
Perjanjian tahun 1996 tersebut tidak membolehkan tentara China dan India menggunakan senjata jika terjadi bentrok di LAC.
Dalam dokumen perjanjian bertajuk Agreement Between the Government of the Republic of India and the Government of the People's Republic of China on Confidence-Building Measures in the Military Field Along the Line of Actual Control in the India-China Border Areas yang disediakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), otoritas China dan India menyepakati pasal-pasal yang membatasi tindakan militer.
"Tidak ada kekuatan bersenjata yang diterjunkan kedua pihak di area perbatasan sepanjang garis kontrol aktual sebagai bagian dari kekuatan militer masing-masing yang boleh digunakan untuk menyerang pihak lain, terlibat aktivitas militer yang mengancam pihak lain atau mengikis perdamaian, ketertiban, dan stabilitas di area perbatasan India-China," demikian bunyi pasal 1 perjanjian tersebut.
Perjanjian itu juga mengikat militer kedua pihak agar tidak membuka tembakan, memuat ledakan, atau berburu dengan senjata api atau bahan peledak dalam radius dua kilometer dari perbatasan masing-masing negara.
Perjanjian tersebut juga menyatakan kedua negara mesti segera berkonsultasi untuk mencegah eskalasi situasi lebih jauh.
China dan India sendiri pernah berperang memperebutkan kawasan perbatasan sekitar LAC pada 1962 silam. Dalam kondisi bersengketa mengenai LAC, kedua negara pun meneken perjanjian untuk mencegah konflik bersenjata.
China dan India merupakan dua kekuatan nuklir yang berbatasan langsung. Walaupun sama-sama mengadopsi kebijakan "tanpa pengunaan pertama", Beijing dan New Delhi tetap mencari cara untuk mencegah konflik.
Meskipun bentrokan selama ini menggunakan benda tumpul, bukan berarti pertempuran tentara China dan India tidak bisa berlangsung mematikan. Pada Juni 2020 lalu, bentrokan tentara China dan India di LAC dilaporkan menewaskan setidaknya 20 orang.
Baca Juga: Fusi Nuklir Akhirnya Terwujud Jadi Sumber Energi Baru, tetapi Masih Lama Agar Layak Digunakan Publik
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV