Xi Jinping Tiba di Riyadh Disambut Tembakan Meriam dan Kawalan Jet, China dan Arab Saudi Makin Mesra
Kompas dunia | 7 Desember 2022, 22:53 WIB“Beijing tidak membebani mitranya dengan tuntutan atau ekspektasi politik serta menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka,” tulis kolumnis Saudi Abdulrahman Al-Rashed di surat kabar Asharq Al-Awsat milik Saudi.
Baca Juga: Proyek Ambisius Arab Saudi, Bakal Bangun Bandara Terbesar di Dunia
Tidak seperti Washington, Beijing mempertahankan hubungan baik dengan saingan regional Riyadh, Iran, pemasok minyak lain ke China, dan menunjukkan sedikit minat dalam menangani masalah politik atau keamanan Saudi di wilayah tersebut.
Tumbuhnya pengaruh China di Timur Tengah membuat bingung AS, di mana raksasa Asia itu adalah saingan ekonominya.
Delegasi China diperkirakan akan menandatangani kesepakatan minggu ini senilai US$30 miliar dengan Riyadh, kata kantor berita negara Saudi SPA, serta kesepakatan dengan negara-negara Arab lainnya.
China, konsumen energi terbesar dunia, adalah mitra dagang utama produsen minyak dan gas Teluk. Arab Saudi adalah pemasok minyak utamanya dan Saudi Aramco yang dikelola negara punya kesepakatan pasokan tahunan dengan setengah lusin penyuling bahan bakar China.
Sementara ikatan ekonomi tetap berlabuh pada kepentingan energi, hubungan bilateral berkembang di bawah dorongan infrastruktur dan teknologi Teluk, bagian dari rencana diversifikasi yang semakin penting karena dunia beralih dari bahan bakar fosil.
Arab Saudi dan sekutu Teluknya mengatakan mereka akan terus memperluas kemitraan untuk melayani kepentingan ekonomi dan keamanan, meskipun AS keberatan atas hubungan mereka dengan Rusia dan China.
AS yang selama beberapa dekade menjadi penjamin keamanan utama Arab Saudi dan tetap menjadi pemasok pertahanan utamanya, menyatakan kekhawatiran keamanan tentang meningkatnya keterlibatan China dalam proyek infrastruktur sensitif di Teluk.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press/Straits Times