> >

Bekas Pasukan Khusus Afghanistan yang Dilatih AS Direkrut Rusia untuk Perang Ukraina

Krisis rusia ukraina | 1 November 2022, 13:54 WIB
Ilustrasi. Bekas pasukan khusus Afghanistan dilaporkan tengah direkrut Rusia menyusul ancaman eksekusi Taliban usai pasukan AS meninggalkan negara itu. (Sumber: Rahmat Gul/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Bekas pasukan khusus Afghanistan yang dilatih Amerika Serikat (AS) dilaporkan direkrut menjadi tentara bayaran Rusia untuk membantu upaya invasi ke Ukraina. Ribuan bekas personel pasukan khsusu ini kabur ke Iran usai penarikan pasukan AS yang disusul naiknya Taliban ke tampuk kekuasaan pada 2021 lalu.

Menurut laporan Associated Press, Selasa (1/11/2022), tiga mantan jenderal Afghanistan mengonfirmasi bahwa Rusia berupaya menawari ribuan personel untuk direkrut. Mereka hendak ditaruh ke "legiun asing" dengan upah 1.500 dolar AS per bulan atau sekitar Rp24,4 juta.

Para tentara bayaran juga ditawari tempat berlindung bagi keluarga dan dijamin tidak akan dideportasi ke Afghanistan. Di negara asalnya, komando Afghanistan khawatir akan dieksekusi Taliban.

 

"Mereka tidak mau bertempur, tetapi mereka tidak punya pilihan," kata seorang mantan jenderal Afghanistan, Abdul Raof Arghandiwal kepada Associated Press.

"Mereka bertanya ke saya, 'Beri saya solusi. Apa yang harus saya lakukan? Jika kami balik ke Afghanistan, Taliban akan membunuh kami,'" ujarnya.

Baca Juga: Kisah Istri-Istri Rusia yang Kesepian, Ditinggal Suami yang Kabur karena Menolak Mobilisasi Tentara

Kata Arghandiwal, perekrutan bekas komando Afghanistan ini dilakukan oleh Wagner Group, kelompok tentara bayaran yang membantu Rusia. Panglima terakhir Angkatan Bersenjata Afghanistan, Hibatullah Alizai pun menyebut perekrutan ini dibantu seorang manta komandan pasukan khusus yang tinggal di Rusia.

Sebelumnya, pasukan AS yang bertugas di Afghanistan telah memperingatkan bahwa pasukan khusus negara itu bakal menjadi target Taliban. Apabila tidak diberi perlindungan oleh Washington, mereka berpeluang direkrut musuh-musuh AS sekadar untuk bertahan hidup.

"Saya tidak ingin melihat mereka di medan tempur mana pun, sebetulnya, tetapi jelas jangan bertempur melawan orang Ukraina," kata Michael Mulroy, bekas pejabat CIA yang bertugas di Afghanistan.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU