Jenderal Tertinggi Rusia Akui Situasi Sulit Pasukannya akibat Tekanan Serangan Ukraina
Krisis rusia ukraina | 19 Oktober 2022, 14:56 WIBKota Kherson mengontrol satu-satunya rute darat ke semenanjung Krimea yang direbut Rusia pada tahun 2014, dan berada di mulut sungai Dnipro.
Setelah menggelar referendum pada bulan September yang dikatakan Ukraina sebagai penipuan dan pemaksaan, Putin mendeklarasikan pencaplokan provinsi perbatasan timur Donetsk dan Luhansk, kawasan industri penting yang dikenal sebagai Donbas, serta Kherson dan Zaporizhzhia di selatan.
Jenderal Surovikin dijuluki "Jenderal Armageddon" di media Rusia setelah bertugas di Suriah dan Chechnya, di mana pasukannya menggempur kota-kota menjadi puing-puing dalam kebijakan bumi hangus yang brutal namun efektif terhadap musuh-musuhnya.
Baca Juga: Serangan Udara Rusia Sasar Suplai Energi dan Air Ukraina, Sengsarakan Musuh Jelang Musim Dingin
Pengangkatannya segera diikuti oleh gelombang serangan rudal dan drone pengebom terhadap Ukraina pada tanggal 10 Oktober, terbesar sejak dimulainya perang.
Putin menyebut serangan itu sebagai balasan atas ledakan yang merusak jembatan Rusia ke Krimea.
Pemerintah Kiev belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tetapi merayakan penghancuran apa yang dianggapnya sebagai target militer yang digunakan untuk mengangkut senjata dan pasukan.
Vladimir Saldo, kepala wilayah Kherson yang diangkat Rusia, mengatakan keputusan untuk mengevakuasi warga sipil dari empat kota diambil berdasarkan risiko serangan oleh pasukan Ukraina.
"Pihak Ukraina sedang membangun kekuatan untuk serangan skala besar," kata Saldo dalam sebuah pernyataan video. Militer Rusia sedang bersiap untuk mengusir serangan itu, katanya, dan “di mana militer beroperasi, tidak ada tempat bagi warga sipil. Biarkan tentara Rusia memenuhi tugasnya.”
Di utara di ibu kota Kiev, Rusia menghujani lebih banyak rudal menghantam infrastruktur yang disebut Ukraina dan Barat sebagai kampanye untuk mengintimidasi warga sipil.
Baca Juga: Supremasi Drone Kamikaze Rusia Buatan Iran, Laksana Kawanan Tawon dari Neraka Meneror Ukraina
Rusia menghancurkan hampir sepertiga pembangkit listrik Ukraina dalam seminggu terakhir, kata Presiden Volodymyr Zelenskyy. Dalam pidato video Selasa malam, Zelenskyy mengatakan Rusia menyasar lebih dari 10 wilayah dalam 24 jam terakhir dan mendesak Ukraina untuk mengurangi konsumsi listrik di malam hari.
Rudal menghantam pembangkit listrik di Kiev dan di tempat lain, menyebabkan pemadaman dan mematikan pasokan air.
Belum ada kabar tentang jumlah total warga yang terbunuh dari gelombang serangan tersebut. Sehari sebelumnya, Rusia mengirim kawanan drone pengebom untuk menyerang infrastruktur di Kiev dan kota-kota lain, menewaskan sedikitnya lima orang.
Ukraina menuduh Rusia menggunakan 'drone kamikaze' Shahed-136 buatan Iran, yang terbang ke target mereka dan meledak. Iran membantah memasok mereka dan pada hari Selasa Kremlin juga membantah menggunakannya.
Namun, dua pejabat senior Iran dan dua diplomat Iran mengatakan Teheran sudah menyatakan komitmen untuk memberi Rusia lebih banyak drone serta rudal permukaan-ke-permukaan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Russiya24