Bencana Iklim Besar, Korban Tewas Akibat Banjir di Pakistan Lebihi 1.000 Orang!
Kompas dunia | 29 Agustus 2022, 06:53 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV – Korban tewas akibat banjir besar di Pakistan telah melebihi 1.000 orang sejak musim monsun terjadi pertengahan Juni lalu. Menteri Iklim Pakistan menyebut musim monsun kali ini sebagai bencana iklim yang serius.
Banjir bandang akibat hujan lebat telah menghanyutkan desa-desa dan tanaman ketika tentara dan pekerja penyelamat mengevakuasi penduduk. Penduduk kemudian diungsikan ke tenda-tenda bantuan yang aman. Di tenda tersebut, ribuan pengungsi mendapatkan makanan, minuman dan kebutuhan lainnya.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan musim hujan dimulai lebih awal pada tahun ini, yaitu pada pertengahan Juni. Hingga kini, jumlah kematian akibat banjir telah mencapai 1.061 orang dari berbagai provinsi.
Sherry Rehman, seorang senator Pakistan dan pejabat tinggi iklim negara itu, mengatakan dalam sebuah video yang diposting di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami bencana iklim yang serius, dan merupakan yang tersulit dalam dekade terakhir.
Baca Juga: 900 Orang Lebih Meninggal akibat Banjir di Pakistan dalam 3 Bulan, Ratusan Ribu Rumah Hancur
“Saat ini kami berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, beberapa ledakan danau glasial, peristiwa banjir, dan sekarang monsun monster. Semua melanda tanpa henti, hentikan kekacauan di seluruh negeri," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Banjir dari Sungai Swat terjadi tadi malam di provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Di provinsi yang sama, sebelumnya puluhan ribu orang telah dievakuasi dari rumah mereka ke tenda bantuan yang didirikan di gedung-gedung pemerintah. “Banyak juga warga yang berlindung di pinggir jalan, kata Kamran Bangash,” juru bicara pemerintah provinsi.
Bangash mengatakan sekitar 180.000 orang telah dievakuasi dari Charsadda dan 150.000 dari desa distrik Nowshehra.
Seorang warga bernama Khaista Rehman, 55, bersama istri dan tiga anaknya mengungsi ke pinggir jalan raya Islamabad-Peshawar, setelah rumahnya di Charsadda terendam banjir semalaman.
“Alhamdulillah kami aman sekarang di jalan ini yang cukup tinggi dari daerah banjir. Tanaman kami hilang dan rumah kami hancur, tetapi saya bersyukur kepada Allah bahwa kami masih hidup dan saya akan memulai kembali kehidupan bersama putra-putra saya,” ujar Khaista Rehman.
Musim hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mempengaruhi keempat provinsi di negara itu. Hampir 300.000 rumah telah hancur, banyak jalan tidak dapat dilalui dan pemadaman listrik telah meluas. Bencana ini mempengaruhi hidup jutaan orang.
Senator Rehman mengatakan kepada outlet berita Turki TRT World bahwa pada saat hujan surut, mungkin saja seperempat atau sepertiga wilayah Pakistan telah berada di bawah air.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press