> >

Putin Promosikan Senjata Rusia, Siap Jual Senjata Presisi Tinggi dan Kerja Sama Teknologi Militer

Krisis rusia ukraina | 16 Agustus 2022, 11:56 WIB
Presiden Putin hari Senin (15/8/2022) mengatakan Rusia siap menjual senjata canggih secara global dan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi militer (Sumber: Straits Times)

LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Vladimir Putin hari Senin (15/8/2022) mengatakan Rusia siap menjual senjata canggih kepada sekutu secara global dan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi militer, seperti laporan Straits Times, Selasa, (16/8/2022).

Promosi dari Putin itu terjadi hampir enam bulan memasuki perang Ukraina di mana pasukannya melakukan lebih buruk dari yang diharapkan.

Dia mengatakan tawaran Rusia termasuk senjata presisi tinggi dan robotika.

“Banyak dari mereka (senjata-senjata Rusia) bertahun-tahun, atau mungkin beberapa dekade di depan pesaing asing mereka, dan dalam hal karakteristik taktis dan teknis mereka secara signifikan lebih unggul,” kata Putin berpromosi.

Dengan pasukannya dipukul mundur dari dua kota terbesar di Ukraina dan membuat kemajuan yang lambat dengan biaya besar di provinsi timur, perang sejauh ini terbukti belum meyakinkan bagi industri senjata Rusia.

Baca Juga: Putin Ungkap Kengerian Rudal Hipersonik Zircon, Mampu Respons Secepat Kilat Ancaman

Fregat Admiral Gorshkov bernomor lambung 454 menembakkan rudal jelajah hipersonik Tsirkon atan Zirkon 1.000 km dari Laut Barents ke sasaran laut di Laut Putih. Presiden Putin hari Senin (15/8/2022) mengatakan Rusia siap menjual senjata canggih secara global dan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi militer. (Sumber: Tass)

Namun Putin, yang berbicara di sebuah pameran senjata di luar Moskow, bersikeras persenjataan Rusia bertahun-tahun di depan pesaing mereka.

Rusia menghargai hubungannya yang kuat dengan Amerika Latin, Asia dan Afrika dan siap memasok sekutu di sana dengan keseluruhan senjata dari senjata kecil hingga kendaraan lapis baja, artileri, pesawat tempur dan drone, katanya.

 

"Hampir semuanya telah digunakan lebih dari satu kali dalam operasi tempur nyata."

Rusia menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat dengan penjualan senjata sekitar US$15 miliar per tahun, hampir seperlima dari pasar ekspor global.

Dari 2017-2021, 73 persen dari penjualan itu hanya mengalir ke empat negara - India, China, Mesir, dan Aljazair, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Baca Juga: Mengenal Sukhoi Su-57, Jet Tempur Generasi Kelima yang Dibanggakan Rusia, Digunakan Gempur Ukraina

Jet tempur Sukhoi Su-57 dipamerkan dalam Forum Teknologi Militer Internasional (Army) di Moskow, Rusia pada 2020. Presiden Putin hari Senin (15/8/2022) mengatakan Rusia siap menjual senjata canggih secara global dan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi militer. (Sumber: Andrei Shmatko via Wikimedia)

Iklan senjata yang buruk

Analis militer Barat mengatakan perjuangan Rusia melawan musuh yang jauh lebih kecil di Ukraina dapat merusak penjualan Putin.

"Dengan runtuhnya hubungan ekonomi dengan Barat, Rusia bahkan lebih bergantung pada perdagangan senjata daripada sebelumnya, jadi tidak mengherankan jika Putin sangat ingin mempromosikannya ke sebanyak mungkin pelanggan non-Barat," kata Ruth Deyermond, dosen senior di Departemen Studi Perang di King's College London.

"Masalah besar baginya adalah perang Rusia melawan Ukraina menjadi bencana bagi kredibilitas militer Rusia. Kinerja mereka telah menjadi iklan yang sangat buruk untuk senjata mereka."

Ditanya sistem senjata Rusia mana yang berkinerja terburuk di Ukraina, pensiunan Jenderal AS Ben Hodges mengutip penilaian oleh pejabat pertahanan AS bahwa Rusia menderita tingkat kegagalan setinggi 60 persen untuk beberapa rudal berpemandu presisinya.

Sanksi Barat yang dikenakan terhadap Rusia juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk mendapatkan komponen dan menyediakan perawatan untuk senjata yang dijualnya, tambah Hodges, mantan komandan pasukan Angkatan Darat AS di Eropa.

"Saya akan sangat prihatin sebagai calon pembeli tentang kualitas peralatan dan kemampuan industri Federasi Rusia untuk mempertahankannya," katanya.

Baca Juga: Latihan Militer Besar, Rusia Kirim Dua Batalyon Rudal S-400 ke Belarusia dan Satu Skadron Su-35

Sistem peluru kendali S-400. Rusia.Presiden Putin hari Senin (15/8/2022) mengatakan Rusia siap menjual senjata canggih secara global dan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi militer. (Sumber: Sputnik News)

Ukraina secara efektif menggunakan persenjataan yang dipasok AS, terutama Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dan Rusia menerima serangkaian pukulan besar dari sistem senjata itu.

Pukulan itu termasuk ledakan di pangkalan udara di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pekan lalu yang menghancurkan setidaknya delapan pesawat di darat, menurut citra satelit.

Namun demikian, Putin mengatakan pasukan Rusia dan proksinya di wilayah Donbas di Ukraina timur memenuhi semua tugas mereka.

"Selangkah demi selangkah mereka membebaskan tanah Donbas," katanya.

Rusia menyebut invasi yang dimulai pada 24 Februari sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya yang lebih kecil dan melindungi komunitas berbahasa Rusia.

Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melancarkan perang tak beralasan untuk merebut wilayah.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU