Putin Promosikan Senjata Rusia, Siap Jual Senjata Presisi Tinggi dan Kerja Sama Teknologi Militer
Krisis rusia ukraina | 16 Agustus 2022, 11:56 WIBIklan senjata yang buruk
Analis militer Barat mengatakan perjuangan Rusia melawan musuh yang jauh lebih kecil di Ukraina dapat merusak penjualan Putin.
"Dengan runtuhnya hubungan ekonomi dengan Barat, Rusia bahkan lebih bergantung pada perdagangan senjata daripada sebelumnya, jadi tidak mengherankan jika Putin sangat ingin mempromosikannya ke sebanyak mungkin pelanggan non-Barat," kata Ruth Deyermond, dosen senior di Departemen Studi Perang di King's College London.
"Masalah besar baginya adalah perang Rusia melawan Ukraina menjadi bencana bagi kredibilitas militer Rusia. Kinerja mereka telah menjadi iklan yang sangat buruk untuk senjata mereka."
Ditanya sistem senjata Rusia mana yang berkinerja terburuk di Ukraina, pensiunan Jenderal AS Ben Hodges mengutip penilaian oleh pejabat pertahanan AS bahwa Rusia menderita tingkat kegagalan setinggi 60 persen untuk beberapa rudal berpemandu presisinya.
Sanksi Barat yang dikenakan terhadap Rusia juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk mendapatkan komponen dan menyediakan perawatan untuk senjata yang dijualnya, tambah Hodges, mantan komandan pasukan Angkatan Darat AS di Eropa.
"Saya akan sangat prihatin sebagai calon pembeli tentang kualitas peralatan dan kemampuan industri Federasi Rusia untuk mempertahankannya," katanya.
Baca Juga: Latihan Militer Besar, Rusia Kirim Dua Batalyon Rudal S-400 ke Belarusia dan Satu Skadron Su-35
Ukraina secara efektif menggunakan persenjataan yang dipasok AS, terutama Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dan Rusia menerima serangkaian pukulan besar dari sistem senjata itu.
Pukulan itu termasuk ledakan di pangkalan udara di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pekan lalu yang menghancurkan setidaknya delapan pesawat di darat, menurut citra satelit.
Namun demikian, Putin mengatakan pasukan Rusia dan proksinya di wilayah Donbas di Ukraina timur memenuhi semua tugas mereka.
"Selangkah demi selangkah mereka membebaskan tanah Donbas," katanya.
Rusia menyebut invasi yang dimulai pada 24 Februari sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya yang lebih kecil dan melindungi komunitas berbahasa Rusia.
Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melancarkan perang tak beralasan untuk merebut wilayah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times