Makin Runyam, Rusia Dukung Sikap Keras China terkait Kabar Kunjungan Ketua Kongres AS ke Taiwan
Kompas dunia | 2 Agustus 2022, 21:52 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Rusia, Selasa (2/8/2022), mendukung penuh sikap dan posisi China terkait kabar kunjungan Ketua Kongres Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, seperti dilaporkan Associated Press.
Moskow memperingatkan Washington bahwa perjalanan provokatif semacam itu akan menempatkan AS pada jalur tabrakan dengan Beijing.
Pemimpin China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar tidak bermain api atas Taiwan dalam panggilan telepon minggu lalu.
Tetapi tiga sumber, seperti dikutip Straits Times, Selasa, mengatakan Pelosi masih berencana mengunjungi Taiwan.
"Kami tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah dia akan atau tidak akan sampai di sana (Taiwan) tetapi segala sesuatu tentang tur ini dan kemungkinan kunjungan ke Taiwan murni provokatif," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan di Moskow.
Peskov menambahkan, “Saya ingin menekankan sekali lagi, kami berdiri dalam solidaritas dengan China. Jelas kami memiliki sikap sensitif terhadap masalah ini, itu mutlak dibenarkan. Alih-alih menangani kepekaan ini dengan rasa hormat, sayangnya AS telah memilih jalan konfrontasi."
Baca Juga: Tinggalkan Malaysia, Ketua DPR AS Nancy Pelosi Diyakini Menuju Taiwan, Menginap di Taipei Malam Ini
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan kunjungan itu, bila benar-benar terjadi, adalah upaya provokatif Washington untuk menekan China, mitra dekat Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami menganggap kemungkinan kunjungan Pelosi ke Taiwan sebagai tindakan provokatif lain oleh Amerika Serikat yang bertujuan untuk memberikan tekanan tambahan pada Beijing," katanya.
"Rusia menegaskan prinsip 'satu China' dan menentang kemerdekaan pulau itu dalam bentuk apa pun," kata Zakharova.
China memandang kunjungan pejabat AS ke Taiwan sebagai sinyal yang menggembirakan bagi kamp pro-kemerdekaan di pulau itu.
Washington tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan tetapi terikat oleh hukum AS untuk menyediakan Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.
Dalam perang saudara China, komunis Mao Zedong mengalahkan kekuatan Kuomintang (KMT), atau partai nasionalis, di bawah Chiang Kai-shek. Kekalahan itu memaksanya melarikan diri ke Taiwan pada 1949.
Baca Juga: Pelosi akan ke Taipei, Taiwan Siaga Perang Siapkan Tempat Perlindungan Rudal untuk Warga
Beijing berulang kali memperingatkan Pelosi agar tidak pergi ke Taiwan, yang diklaimnya sebagai milik China.
Beijing mengatakan kunjungan Pelosi akan bertentangan dengan prinsip "satu China" yang dijanjikan Washington untuk dipatuhi.
Pelosi meninggalkan Malaysia pada Selasa dan diperkirakan akan mengunjungi Taiwan. Hal itu meningkatkan ketegangan dengan Beijing, yang mengeklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai wilayah China.
Tidak jelas ke mana dia pergi dari Malaysia, tetapi media lokal di Taiwan melaporkan bahwa dia akan tiba pada Selasa malam. Jika benar, Pelosi akan menjadi pejabat AS terpilih dengan jabatan tertinggi pertama yang berkunjung ke pulau itu dalam lebih dari 25 tahun.
China terus meningkatkan tekanan diplomatik dan militer terhadap Taiwan.
Keduanya tidak memiliki hubungan resmi tetapi dihubungkan oleh miliaran dolar perdagangan dan investasi. Kedua belah pihak mengatakan mereka adalah satu negara tetapi tidak setuju pemerintah mana yang berhak atas kepemimpinan nasional.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press/Straits Times