Kemlu Minta WNI di Sri Lanka Hindari Kerumunan Massa, Siapkan Rencana Darurat Antisipasi Krisis
Kompas dunia | 15 Juli 2022, 01:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian luar negeri Indonesia meminta WNI di Sri Lanka membatasi pergi ke luar rumah dan menghindari unjuk rasa, yang dipicu kemarahan rakyat akibat krisis politik dan ekonomi terburuk yang melanda negara Asia Selatan itu.
“Kita meminta WNI agar membatasi perjalanan di luar rumah selama aksi unjuk rasa berlangsung, menghindari kerumunan massa di tempat-tempat konsentrasi aksi unjuk rasa berlangsung, serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam aksi unjuk rasa tersebut,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha dalam pengarahan media secara daring, Kamis (14/7/2022), seperti dikutip Antara.
Judha mengatakan, tidak ada WNI yang menjadi korban atau pun ikut terlibat dalam unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan rakyat Sri Lanka saat menduduki kediaman presiden dan kantor perdana menteri.
Berdasarkan data KBRI Kolombo, terdapat 340 WNI di Sri Lanka yang sebagian besar adalah pekerja migran di sektor pariwisata dan konstruksi.
“Semuanya dalam kondisi baik dan termonitor oleh KBRI. Secara umum, WNI kita di sana kondisinya baik karena dijamin oleh perusahaan tempat mereka bekerja, baik dari sisi pangan, akomodasi, transportasi,” ujar Judha.
Selain rutin menjalin komunikasi dengan para WNI, KBRI Kolombo sejak Juni lalu juga memberikan bantuan logistik kepada WNI yang paling rentan dan paling terdampak krisis di Sri Lanka.
“Sudah ada 13 orang di Kolombo dan tiga orang di luar Kota Kolombo yang mendapat bantuan dari KBRI,” kata Judha.
Meskipun kondisi WNI di Sri Lanka relatif aman, dia mengatakan, pemerintah tetap menyiapkan rencana kontingensi untuk mengantisipasi eskalasi kegawatdaruratan bagi WNI.
Baca Juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Tiba di Singapura dan Dilaporkan Sudah Menyatakan Mundur
WNI yang menghadapi masalah juga diimbau segera menghubungi KBRI Kolombo melalui sambungan langsung di nomor +94772773123.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Antara/Straits Times