> >

Eks Pejabat Gedung Putih Keceplosan, Ngaku AS Bantu Rencanakan Kudeta di Negara-Negara Lain

Kompas dunia | 13 Juli 2022, 22:00 WIB
Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) era Donald Trump, John Bolton saat berbicara di forum konservatif di negara bagian Maryland, AS pada 2017. Pada Selasa (12/7/2022), saat wawancara televisi, Bolton mengaku pernah membantu merencanakan kudeta di sejumah negara. Keceplosan? (Sumber: Gage Skidmore via Wikimedia)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) era Donald Trump, John Bolton mengaku bahwa ia pernah membantu merencanakan kudeta di negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan Bolton ketika wawancara bersama kanal televisi CNN, Selasa (12/7/2022).

Bolton enggan mengelaborasi apa yang dia maksud dengan membantu merencanakan kudeta di negara-negara lain dan kapankah terjadinya. Bolton sendiri pernah menjadi utusan AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) era George W. Bush.

Pengakuan ini disampaikan Bolton ketika diwawancara soal upaya Trump mempertahankan kekuasaan usai kalah dalam pemilihan umum 2020. Bolton ditanya apakah upaya Trump itu termasuk “kudeta.”

Bolton menyebut agitasi Trump tentang kecurangan pemilu yang berujung penyerbuan Capitol pada 6 Januari 2021 tidak bisa dikategorikan sebagai “kudeta terhadap konstitusi” sebagaimana anggapan sebagian kalangan.

Baca Juga: Mengejutkan, Donald Trump Dilabeli Ancaman Domestik yang Tak Pernah Dihadapi AS

Pembawa acara CNN, Jake Tapper menimpali dengan menyebut, "seseorang tidak perlu menjadi brilian untuk melakukan kudeta”. Bolton tidak setuju dengan pernyataan itu, lalu memberikan pengakuan.

“Saya tidak setuju dengan itu. Sebagai seseorang yang pernah membantu merencanakan kudeta, tidak di sini, tetapi Anda tahu, di tempat-tempat lain; itu menuntut banyak kerja dan itu bukanlah yang dilakukannya (Trump). Itu (tindakan Trump) hanyalah tersandung-sandung dari satu gagasan ke gagasan lain,” kata Bolton kepada CNN via The Guardian.

Tapper kemudian berusaha mengejar Bolton mengenai pengakuannya yang pernah membantu kudeta di sejumlah negara. Namun, eks pejabat Gedung Putih itu enggan menjelaskannya secara spesifik.

Bolton sebatas mengakui satu kudeta gagal di Venezuela pada 2019. Waktu itu, Washington menyokong pemimpin oposisi, Juan Guaido untuk merebut kekuasaan dari Nicolas Maduro.

Bolton sendiri menyinggung kebijakan luar negeri AS terkait Venezuela dalam bukunya, The Room Where It Happened yang berisi aktivitasnya sebagai pembantu Trump.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU