Turis Serbia Ditangkap di Yunani, Ternyata Buron Penjahat Perang Yugoslavia
Kompas dunia | 28 Juni 2022, 16:24 WIBTHESSALONIKI, KOMPAS.TV - Kepolisian Yunani menangkap seorang turis Serbia berusia 59 tahun ketika menyeberang dari Makedonia Utara, Senin (27/6/2022). Turis itu merupakan buronan Kroasia yang diduga melakukan kejahatan perang dalam Perang Yugoslavia pada 1991 silam.
Otoritas Yunani menyebut pria yang tidak diungkapkan identitasnya itu hendak berlibur ke sebuah resor di utara Yunani bersama istri dan putrinya.
Associated Press melaporkan, pria itu mengaku menjadi wajib militer untuk Angkatan Bersenjata Yugoslavia selama Perang Kemerdekaan Kroasia (1991-1995). Namun, ia mengaku tidak bersalah.
Pria itu dituduh terlibat pembantaian warga sipil di Vocin dan Hum, dua daerah yang kini menjadi wilayah Kroasia, pada 19 Agustus hingga 14 Desember 1991 silam.
Baca Juga: China Kirimkan 5 Pesawat Bawa Rudal Antipesawat Canggih untuk Serbia
Perang Kemerdekaan Kroasia yang diawali pecahnya Yugoslavia menewaskan sekitar 20.000 orang. Puluhan pembantaian warga sipil terjadi, menewaskan ratusan orang.
Pembantaian-pembantaian tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak, baik Kroasia ataupun militer Yugoslavia dan paramiliter Serbia.
Otoritas Yunani kemudian membawa pria itu ke Thessaloniki untuk diadili. Majelis hakim akan menentukan apakah pria itu akan diekstradisi ke Kroasia.
Kroasia, sebagai anggota Uni Eropa bersama Yunani, telah mengirim permintaan ekstradisi yang berlaku untuk Athena. Majelis hakim akan menentukan nasib pria itu pekan depan.
Pada kesempatan terpisah, kejaksaan Kosovo juga mendakwa seorang pria Montenegro atas tuduhan kejahatan perang, Senin (27/6).
Pria yang sekadar diidentifkasi dengan inisial M.D. itu dituduh terlibat dalam eksekusi setidaknya sembilan warga etnis Albania oleh sekelompok pasukan Serbia ketika Perang Kosovo (1998-1999).
Baca Juga: Kosovo dan Serbia Berselisih gara-gara Plat Nomor, Uni Eropa Desak Normalisasi Hubungan
Otoritas kejaksaan menyebut terdakwa pernah terlibat dengan militer, polisi, dan paramiliter Serbia yang menyerbu Desa Vitomirice, sekitar 85 kilometer di barat ibu kota Pristina pada 5 Mei 1999.
Di desa itu, sembilan orang dieksekusi pasukan Serbia dan lima orang lain masih dinyatakan hilang.
Perang Kosovo pecah menyusul bubarnya Yugoslavia serta destabilisasi kawasan Balkan. Lebih dari 13.000 orang, kebanyakan etnis Albania, tewas dalam perang antara separatis Kosovo-Albania dengan pasukan Serbia itu.
Sekitar satu juta penduduk pun terpaksa mengungsi sebelum intervensi NATO memaksa Serbia keluar dari Kosovo dan menyerahkan kontrol wilayah itu kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan NATO.
Kosovo sendiri memproklamasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat mengakui kemerdekaannya, tetapi Serbia yang didukung Rusia dan China tidak mengakuinya.
Baca Juga: Bukan Pertama Kali, Indonesia Juga Pernah Menjadi Juru Damai Bosnia- Herzegovina pada Tahun 1995
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press