Dijerat Krisis Ekonomi, Sri Lanka Kirim 2 Menteri ke Rusia untuk Beli Minyak Diskon
Kompas dunia | 27 Juni 2022, 13:48 WIBKOLOMBO, KOMPAS.TV - Sri Lanka dilaporkan mengirim dua menteri ke Rusia untuk menegosiasikan pembelian bahan bakar minyak (BBM), Senin (27/6/2022). Kolombo membutuhkan segera pasokan BBM yang hampir habis di tengah krisis ekonomi.
Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera menyebut dua menteri tersebut dijadwalkan bertolak ke Rusia pada hari ini. Delegasi ini akan melanjutkan negosiasi Sri Lanka dan Federasi Rusia tentang pembelian BBM serta berbagai isu lain.
Harga minyak dunia sendiri meroket sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu. Invasi itu pun membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memberlakukan sanksi ekonomi meluas terhadap Moskow, terutama di sektor energi.
Untuk mengantisipasi dampak sanksi, Kremlin menawarkan minyak mentah dengan diskon besar. Tawaran Rusia ini sangat menarik bagi sejumlah negara.
Sri Lanka sendiri selama ini bersikap netral tentang perang Rusia-Ukraina. Kolombo enggan memutus hubungan ekonomi dengan Rusia dan telah membuat sejumlah perjanjian terkait impor minyak.
“Ada keuntungan bagi kami jika kami bisa membeli minyak langsung dari pemerintah Rusia atau perusahaan Rusia. Ada pembicaraan yang sedang berlangsung,” kata Wijesekera dikutip Associated Press.
Baca Juga: Belajar dari Sri Lanka, Apa Penyebab Negara Bisa Bangkrut dan Gagal Bayar Utang?
Pada Mei lalu, Sri Lanka dilaporkan telah membeli 90.000 metrik ton minyak mentah Rusia untuk mengaktifkan satu-satunya penyulingan minyak yang dimiliki negara itu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyebut pihaknya terpaksa beli minyak Rusia karena sangat membutuhkan BBM. Ia mengaku Kolombo juga mengupayakan impor BBM dari pemasok langganan mereka di Timur Tengah.
“Jika kami tidak bisa membeli (minyak) dari sumber lain, kami akan membelinya di sana. Selain itu, kami mungkin harus (beli minyak) ke Rusia lagi,” kata Wickremesinghe pada pertengahan Juni lalu.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press