Putin Disebut Bakal Kalah Perang, PM Estonia Peringatkan Barat: Jangan Remehkan Militer Rusia
Krisis rusia ukraina | 24 Juni 2022, 05:25 WIBMenurutnya, inilah yang terjadi persis setelah Moskow mencaplok Krimea, mendukung pemberontak di Donbas dan menduduki wilayah bekas republik Soviet, Georgia.
“Bagi kami, sangat penting untuk tidak melakukan kesalahan lagi seperti yang kami lakukan di Krimea, Donbas, Georgia,” akunya dalam wawancara dengan Associated Press, Rabu (22/6).
“Kita telah melakukan kesalahan yang sama tiga kali, menyebut negosiasi perdamaian adalah tujuannya. (Sebab), satu-satunya yang didengar Putin dari hal ini adalah: ‘Saya bisa melakukan ini karena tak ada hukuman yang menanti’,” ujarnya memperingatkan.
“Dan setiap kali, setiap lain kali, selalu akan ada penderitaan manusia yang lebih buruk dari sebelumnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Rusia Permalukan AS, Ganti Nama Jalan Kedubes AS di Moskow dengan Nama Pemberontak di Ukraina
Eropa, tekan Kallas, harus memastikan bahwa para pelaku kejahatan perang dan percobaan genosida harus dihukum. Ia mencatat bahwa Putin berhasil lolos dari jeratan hukum karena mencaplok Semenanjung Krimea pada 2014. Pun, karena mendukung pemberontakan di kwasan Donbas di timur Ukraina yang menewaskan lebih dari 14.000 orang.
Estonia, yang memiliki perbatasan sepanjang 294 kilometer dengan Rusia, menentang keras invasi Rusia ke Ukraina. Kallas pun telah mengkritik para pemimpin Eropa yang berbicara dengan Putin. Ia juga menyarankan untuk mengisolasi Moskow sepenuhnya, dan menyerahkan keputusan mengakhiri perang pada Ukraina.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press