Saudi Bersiap Tingkatkan Produksi Minyak Lebih dari 13 Juta Barel per hari pada Awal Tahun 2027
Kompas dunia | 16 Mei 2022, 20:18 WIBMANAMA, KOMPAS.TV – Arab Saudi bersiap meningkatkan kapasitas produksi minyak hariannya sebanyak lebih dari satu juta barel hingga melebihi 13 juta barel per hari pada awal 2027.
“Kemungkinan besar akan menjadi 13,2 hingga 13,4 (juta barel per hari, bph), tetapi itu akan (tercapai) pada akhir 2026, awal 2027,” kata Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada sebuah konferensi energi di Bahrain, Senin (16/5/2022).
Namun, kata Abdulaziz, produksi pada level itu akan dipertahankan jika pasar mengizinkan.
Raksasa energi Saudi Aramco pada Maret 2020 mengumumkan mereka mendapat arahan dari Kementerian Energi untuk meningkatkan kapasitas maksimum yang berkelanjutan dari 12 juta menjadi 13 juta barel per hari.
Tidak ada waktu yang diberikan saat itu untuk target baru.
Pengumuman itu datang setelah raksasa energi Saudi Aramco membukukan lonjakan laba kuartal pertama sebesar 82 persen pada satu hari sebelumnya. Keuntungan itu juga didukung oleh lonjakan harga minyak global yang berasal dari perang Ukraina.
Baca Juga: Bulan Depan Arab Saudi Stop Keluarkan Izin Umrah
Hasil tersebut membantu Aramco mendepak Apple minggu lalu sebagai perusahaan paling berharga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Aramco melanjutkan serangkaian berita ekonomi positif untuk Arab Saudi, yang pada awal Mei melaporkan pertumbuhan pada kuartal pertama meningkat 9,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
Namun Aramco menghadapi tantangan keamanan yang berasal dari perang koalisi militer pimpinan Saudi melawan pemberontak Houthi Yaman yang berulang kali menargetkan wilayah Arab Saudi, termasuk lokasi Aramco.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, menolak permintaan AS untuk meningkatkan produksi dalam upaya untuk mengendalikan harga yang melonjak sejak perang Ukraina pecah pada 24 Februari.
Saat perang berlangsung, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menegaskan komitmen mereka pada OPEC+, yang dipimpin Riyadh dan Moskow, menggarisbawahi peningkatan kemandirian Riyadh dan Abu Dhabi dari sekutu lama Washington.
Tahun lalu menjelang KTT perubahan iklim COP26, Arab Saudi berjanji mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2060, memicu skeptisisme dari kelompok kampanye lingkungan Greenpeace.
Baca Juga: Arab Saudi Kembali Jadi Pemasok Minyak Mentah Utama China
Dengan meningkatnya urgensi untuk membatasi pemanasan global, para ahli memperingatkan kebutuhan mendesak untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Tetapi target yang dinyatakan pejabat Saudi menunjukkan mereka masih percaya pada minyak sebagai sumber energi untuk dekade mendatang, seperti dikatakan Mazen Alsudairi, kepala penelitian untuk Al Rajhi Capital, sebuah perusahaan jasa keuangan di Riyadh.
"Mereka tidak mengikuti tren global dengan mengurangi paparan hidrokarbon,"
Juga pada konferensi Senin di Bahrain, Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul-Jabbar Ismail mengatakan negaranya mempercepat target kapasitas produksinya, menargetkan enam juta barel per hari tahun 2027 dan delapan juta barel per hari pada 2029.
Produksi harian Irak saat ini hanya di bawah 3,5 juta. Ini melaporkan pendapatan minyak USD11 miliar pada bulan Maret, tertinggi di Irak dalam setengah abad.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : France24