> >

Saudi Bersiap Tingkatkan Produksi Minyak Lebih dari 13 Juta Barel per hari pada Awal Tahun 2027

Kompas dunia | 16 Mei 2022, 20:18 WIB
Menteri Energi Saudi Abdulaziz bin Salman (kiri) dan Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul-Jabbar Ismail pada konferensi energi Timur Tengah di ibukota Bahrain Manama, Senin (16/5/2022). (Sumber: France24)

Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, menolak permintaan AS untuk meningkatkan produksi dalam upaya untuk mengendalikan harga yang melonjak sejak perang Ukraina pecah pada 24 Februari.

Saat perang berlangsung, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menegaskan komitmen mereka pada OPEC+, yang dipimpin Riyadh dan Moskow, menggarisbawahi peningkatan kemandirian Riyadh dan Abu Dhabi dari sekutu lama Washington.

Tahun lalu menjelang KTT perubahan iklim COP26, Arab Saudi berjanji mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2060, memicu skeptisisme dari kelompok kampanye lingkungan Greenpeace.

Baca Juga: Arab Saudi Kembali Jadi Pemasok Minyak Mentah Utama China

Pangeran Abdulaziz bin Salman, Menteri Perminyakan Arab Saudi bersiap meningkatkan kapasitas produksi minyak hariannya sebanyak lebih dari satu juta barel hingga melebihi 13 juta barel per hari pada awal 2027. (Sumber: Reuters)

Dengan meningkatnya urgensi untuk membatasi pemanasan global, para ahli memperingatkan kebutuhan mendesak untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Tetapi target yang dinyatakan pejabat Saudi menunjukkan mereka masih percaya pada minyak sebagai sumber energi untuk dekade mendatang, seperti dikatakan Mazen Alsudairi, kepala penelitian untuk Al Rajhi Capital, sebuah perusahaan jasa keuangan di Riyadh.

"Mereka tidak mengikuti tren global dengan mengurangi paparan hidrokarbon,"

Juga pada konferensi Senin di Bahrain, Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul-Jabbar Ismail mengatakan negaranya mempercepat target kapasitas produksinya, menargetkan enam juta barel per hari tahun 2027 dan delapan juta barel per hari pada 2029.

Produksi harian Irak saat ini hanya di bawah 3,5 juta. Ini melaporkan pendapatan minyak USD11 miliar pada bulan Maret, tertinggi di Irak dalam setengah abad.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : France24


TERBARU