Harga Gandum Melonjak ke Rekor Tertinggi Dunia, Mi Instan Berpotensi Jadi Makanan Mewah
Kompas dunia | 16 Mei 2022, 19:34 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Harga gandum melonjak ke rekor tertinggi baru di perdagangan Eropa pada hari ini. Kenaikan dipicu kebijakan India yang melarang ekspor gandum untuk menjaga suplai kebutuhan dalam negerinya akibat gelombang panas yang menghantam produksi.
Dalam laporan France24, Senin (16/5/2022), harga melonjak menjadi 435 euro per ton saat pasar Euronext dibuka, naik dari rekor sebelumnya 422 euro yang dicapai pada hari Jumat (13/5/2022) lalu.
Harga gandum global meroket di tengah kekhawatiran berantakannya pasokan dunia sejak serangan Rusia bulan Februari ke Ukraina, yang sebelumnya menyumbang 12 persen dari ekspor global gandum dunia.
Lonjakan tersebut, diperburuk oleh kekurangan pupuk dan panen yang buruk, memicu inflasi secara global dan menimbulkan kekhawatiran kelaparan dan kerusuhan sosial di negara-negara miskin.
India, produsen gandum terbesar kedua di dunia, pada hari Sabtu (14/5/2022) lalu mengatakan, mereka pemberlakukan larangan ekspor. Para pedagang harus mendapatkan persetujuan pemerintah melakukan ekspor gandum mereka.
New Delhi mengatakan, langkah itu diperlukan untuk melindungi ketahanan pangan 1,4 miliar penduduknya sendiri dalam menghadapi produksi yang lebih rendah dan harga global yang meningkat tajam.
Baca Juga: Siap-Siap, Mulai Harga Mi sampai Telur Berpotensi Naik, Imbas India Larang Ekspor Gandum
Di beberapa bagian India, harga gandum dan tepung melonjak 20 hingga 40 persen dalam beberapa pekan terakhir, kata Menteri Perdagangan BVR Subrahmanyam.
Karena kenaikan tajam harga global, beberapa petani menjual ke pedagang dan bukan ke pemerintah.
Ini membuat pemerintah khawatir kestabilan stok penyangganya yang hampir 20 juta ton menipis. Stok gandum diperlukan dalam penanganan pandemi, untuk pemberian kepada jutaan keluarga miskin dan untuk mencegah kemungkinan kelaparan.
Kesepakatan ekspor yang disepakati sebelum arahan yang dikeluarkan pada 13 Mei masih dapat dipenuhi, tetapi pengiriman di masa depan membutuhkan persetujuan pemerintah, kata menteri perdagangan.
Namun, ekspor juga dapat dilakukan jika New Delhi menyetujui permintaan dari pemerintah lain untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas.com/France24