> >

Pemimpin Taliban Hibatullah Akhunzada Muncul saat Lebaran, Pidato Kebebasan tanpa Bicara Bom Meledak

Kompas dunia | 3 Mei 2022, 08:39 WIB
Mullah Mawlawi Hibatullah Akhundzada, yang dilaporkan merupakan pemimpin tertinggi dan pemimpin spiritual kelompok Taliban. (Sumber: AP Photo)

KABUL, KOMPAS.TV – Hibatullah Akhunzada, pemimpin tertinggi Taliban muncul di publik saat idulfitri 2022. Kemunculan ini merupakan momen langka yang terjadi sejak merebut Afghanistan pada 2016 lalu. 

Tercatat, pemimpin tertinggi Afghanistan muncul di depan umum untuk kedua kalinya dalam enam tahun terakhir dan itu terkini muncul pada perayaan Idulftiri di Afghanistan, Senin (2/4/2022) waktu setempat.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan pidato singkat. Lantas, mengatakan kepada jamaah yang merayakan Idulfitri,  Taliban telah mencapai kebebasan, serta keamanan sejak merebut kekuasaan.

Hibatullah Akhunzada juga menyatakan kemenangan atas sistem Islam yang mereka terapkan di Afghanistan. 

Pidato Hibatullah Akhunzada muncul  hanya beberapa hari setelah sebuah bom meledak di sebuah masjid di Kabul.

“Selamat atas kemenangan, kebebasan, dan kesuksesan. Selamat atas keamanan ini dan untuk sistem Islam,” katanya dikutip dari Arabnews pada hari, Selasa (3/5/2022).

Ia mengatakan hal itu kepada ribuan jemaah di masjid Eidgah di selatan kota Kandahar, pusat kekuatan de facto kelompok Islam garis keras itu.

Baca Juga: Kelaparan Ancam Perayaan Idul Fitri di Afghanistan, Warga: Ramadan Terburuk dalam Hidup

Pemboman Meledak di Afhanistan selama Ramadan

Sementara itu umlah pemboman di seluruh negeri telah menurun sejak Kabul jatuh ke tangan Taliban Agustus lalu, namun serangan melonjak selama dua minggu terakhir bulan puasa Ramadhan, yang berakhir Sabtu untuk warga Afghanistan.

Puluhan warga sipil tewas dalam serangan tersebut—beberapa diklaim oleh kelompok ISIS—yang menargetkan anggota komunitas Muslim Syiah dan Sufi.

Pada hari jumat lalu atau 3 hari jelang idulfitri, Pemboman juga terjadi di ibu kota menewaskan sedikitnya 10 orang.

Akhundzada menyampaikan pidato singkatnya dari salah satu barisan depan jamaah di Kandahar tanpa menoleh ke arah kerumunan.

Pejabat Taliban tidak mengizinkan wartawan untuk mendekatinya, cerita salah koresponden AFP yang dikutip Arabnews.

Selama dua jam pidato tersebut, keamanan juga diperketat.  Dua helikopter melayang-layang di atas masjid selama acara yang berlangsung selama dua jam pidato Hibatullah Akhunzada.

Sosok Hibatullah Akunzada dianggap otak di balik Taliban dan merupakan misteri. Ia bahkan dianggap dalam sebuah rumor ia udah meninggal, namun faktanya  hidup dan tigngal di Kandahar. 

Pada hari Jumat, dalam sebuah pesan yang dirilis menjelang Idul Fitri itu, dia tidak menyebutkan pertumpahan darah yang telah mengguncang Afghanistan selama Ramadan, melainkan memuji pembangunan “tentara Islam dan nasional yang kuat” dan “organisasi intelijen yang kuat” oleh Taliban.

Pada hari Minggu jelang perayaan idul fitri, banyak warga Afghanistan lebih suka tinggal di dalam rumah setelah serangan mematikan baru-baru ini.

“Situasi kami sangat menyedihkan, terutama setelah apa yang terjadi di masjid-masjid,” kata warga Kabul, Ahmad Shah Hashemi, kepada AFP.

“Banyak orang tua dan muda menjadi martir. Orang-orang Afghanistan tidak memiliki apa-apa selain kesedihan,” tambahnya. 

Serangan paling mematikan selama Ramadan terjadi di provinsi utara Kunduz, di mana sebuah bom menghancurkan sebuah masjid saat sekelompok sufi melakukan ritual.

Sedikitnya 36 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim serangan itu.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Arab News


TERBARU