Heboh, Rusia Jajaki Kemungkinan Mematok Nilai Tukar Rubel dengan Emas
Kompas dunia | 29 April 2022, 21:22 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia sedang menjajaki untuk mematok nilai mata uang Rubel Rusia dengan emas dan komoditas lainnya, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dilansir Bloomberg, Jumat (29/4/2022).
"Pertanyaan ini sekarang sedang dibahas," kata Peskov kepada wartawan, Jumat (29/4/2022) di Moskow.
Gagasan itu dikemukakan secara terbuka oleh salah satu orang paling kuat Rusia, Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev, dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar yang dikelola negara minggu ini, kata Peskov. Namun, Peskov tak memberikan rincian lebih lanjut.
Sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Bank Sentral Rusia atas serangan ke Ukraina membuat Rusia kehilangan akses ke setengah dari hak milik Rusia, sehingga hanya memiliki cadangan emas dan yuan.
Sebelum perang, Presiden Vladimir Putin berulang kali berpendapat Rusia perlu mengurangi ketergantungan pada dolar sebagai patokan nilai tukar dan standar mata uang cadangan global.
Berbicara dengan Rossiyskaya Gazeta, Patrushev mengatakan, para ahli sedang memeriksa proposal untuk mengaitkan nilai rubel dengan emas dan barang-barang lainnya sebagai bagian dari sistem keuangan alternatif yang menjamin ukuran kedaulatan dan mengurangi hubungan dengan dolar.
Rusia memproduksi sekitar 10 persen emas yang ditambang secara global setiap tahun dan merupakan produsen utama minyak, gas, logam, dan biji-bijian.
Baca Juga: Tak Diizinkan Pakai Dolar, Rusia Bayar Utang Eurobonds Menggunakan Rubel
Dalam apa yang dilihat beberapa orang sebagai upaya untuk menghubungkan rubel dengan emas, Bank Sentral Rusia pada bulan Maret mengumumkan akan membeli emas dengan harga tetap 5.000 rubel per gram hingga 30 Juni.
Tetapi dua minggu kemudian, setelah rubel menguat tajam, Bank Sentral Rusia mengubah kebijakan dan mengatakan akan membeli emas dengan harga yang dinegosiasikan.
Banyak mata uang di masa lalu dipatok ke emas atau perak. Tetapi, kebijakan itu terputus ketika Amerika Serikat pada tahun 1971 berhenti mengizinkan konversi dolar ke emas.
Nikolai Patrushev, yang juga sekutu dekat Putin, mengatakan pada hari Selasa (26/4) bahwa proposal untuk mematok nilai rubel dengan emas dan barang-barang lainnya sedang disusun.
“Kondisi paling penting untuk memastikan keamanan ekonomi Rusia adalah ketergantungan pada potensi internal negara itu,” katanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar pemerintah Rossiyskaya Gazeta.
Ditanya apakah ide-ide ini mengacaukan teori ekonomi, Patrushev mengatakan, "mereka tidak bertentangan dengan ilmu ekonomi, mereka (hanya) bertentangan dengan kesimpulan buku teks ekonomi Barat."
Menurut Encyclopaedia Brittanica, standar emas adalah sistem moneter di mana unit standar mata uang adalah jumlah emas yang tetap atau disimpan pada nilai jumlah emas yang tetap. Mata uang tersebut dapat dikonversi secara bebas di dalam atau di luar negeri menjadi sejumlah emas tetap per unit mata uang.
Dalam sistem standar emas internasional, emas atau mata uang yang dapat dikonversi menjadi emas dengan harga tetap digunakan sebagai alat pembayaran internasional.
Di bawah sistem seperti itu, nilai tukar antarnegara adalah tetap. Jika nilai tukar naik di atas atau turun di bawah nilai tetap lebih dari biaya pengiriman emas dari satu negara ke negara lain, arus masuk atau arus keluar emas yang besar terjadi, hingga nilai tukar kembali ke tingkat resmi. Harga "pemicu" ini dikenal sebagai poin emas.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Al-Arabiya/Straits Times