> >

Serangan Rusia di Ukraina Timur Diperkirakan Akan Jadi Klimaks Perang

Krisis rusia ukraina | 19 April 2022, 08:47 WIB
Kendaraan militer Rusia bergerak di jalan raya di daerah yang dikuasai oleh pasukan separatis dukungan Rusia di dekat Mariupol, Ukraina, Senin, 18 April 2022. Mariupol, sebuah pelabuhan strategis di Laut Azov, telah dikepung oleh pasukan Republik Donetsk dan Republik Lugansk yang didukung pasukan Rusia (Sumber: AP Photo/Alexei Alexandrov)

LVIV, KOMPAS.TV— Rusia melancarkan serangan skala penuh untuk menguasai Ukraina timur pada Senin (18/4/2022). Mereka menyerang di sepanjang wilayah sekitar 480 kilometer. Pejabat Ukraina menyebut serangan ini menandai fase perang baru dan berpotensi merupakan klimaks dari serangan Rusia.

“Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan dalam sebuah pidato video. Zelenskyy juga mengatakan bahwa sebagian besar dari seluruh tentara Rusia sekarang terkonsentrasi pada serangan ini.

Donbas adalah jantung industri Ukraina yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan bahasa Rusia. Di wilayah ini, terdapat pasukan separatis yang didukung Moskow. Mereka telah memerangi pasukan Ukraina selama delapan tahun terakhir dan telah mendeklarasikan dua negara independen yang telah diakui oleh Rusia.

Baca Juga: Menkeu AS Ikut Sebagian Pertemuan G20 dan IMF serta Bank Dunia Walau Rusia Hadir

Dalam beberapa pekan terakhir, Kremlin menyatakan penangkapan Donbas sebagai tujuan utama perang, setelah upaya mereka untuk merebut Kiev telah gagal. Setelah menarik diri dari ibu kota Ukraina, Rusia mulai berkumpul kembali dan memperkuat pasukan daratnya di timur untuk serangan habis-habisan.

“Tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia yang dikerahkan ke sana, kami akan bertarung,” kata Zelenskyy bersumpah. "Kami akan membela diri. Kami akan melakukannya setiap hari," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Staf umum militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia meningkatkan serangan di wilayah Luhansk dan Donetsk, yang keduanya merupakan bagian dari Donbas. Selain itu mereka juga menyerang wilayah Zaporizhzhia.

"Pagi ini, hampir di seluruh garis depan wilayah Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami," ujar Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov. 

Baca Juga: 400 Tentara Bayaran Ukraina Dikepung di Pabrik Baja Azovstal

Administrator militer regional Luhansk Serhiy Haidai mengatakan tembakan artileri berat membakar tujuh bangunan tempat tinggal dan menargetkan kompleks olahraga tempat tim Olimpiade negara itu berlatih.

Haidai kemudian mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa Rusia mengambil alih kota itu setelah meratakan semuanya dengan tanah, sehingga pasukannya mundur untuk berkumpul kembali dan terus berjuang.

Pada Senin malam, Rusia juga membombardir kota Lviv yang berada di barat. Serangan ini sepertinya merupakan upaya intensif untuk menghancurkan pertahanan negara itu.

Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas dalam serangan rudal di Lviv, yang merupakan sebuah kota yang dekat dengan perbatasan Polandia. Kota ini menjadi surga bagi warga sipil yang melarikan diri dari pertempuran di tempat lain, sehingga banyak terdapat perempuan dan anak-anak. Gubernur Lviv Maksym Kozytskyy menyatakan seorang anak menjadi salah satu korban luka. 

Serangan di Lviv menghantam tiga fasilitas infrastruktur militer dan sebuah toko mobil. Sebuah hotel di Lviv yang melindungi warga Ukraina yang melarikan diri dari pertempuran di kota-kota lain juga rusak parah. 

“Mimpi buruk perang telah mengejar kami bahkan di Lviv,” kata Lyudmila Turchak, yang melarikan diri dengan dua anaknya dari kota Kharkiv ke Lviv. “Tidak ada lagi tempat di Ukraina di mana kita bisa merasa aman,” katanya.

Sementara itu, serangan Rusia pun terjadi di kota pelabuhan Mariupol yang sudah terkepung. Komandan Resimen Azov dari Garda Nasional Ukraina Denys Prokopenko mengatakan bahwa Rusia mulai menjatuhkan bom penghancur bunker pada pabrik baja Azovstal, tempat resimen itu bersembunyi.

Pabrik yang luas itu berisi terowongan terowongan tempat para pejuang dan warga sipil berlindung. Tempat ini diyakini sebagai kantong perlawanan besar terakhir di kota yang telah hancur itu.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU